KBEONLINE.ID – Bekasi yang memiliki fungsi sebagai kota penyangga Jakarta, telah menjadi pusat pendidikan Islam yang aktif dengan ratusan pondok pesantren. Sejak masa kemerdekaan, pesantren di daerah ini telah bertransformasi dari model tradisional menjadi institusi modern yang menggabungkan kurikulum nasional dengan studi agama, menarik ribuan santri dari berbagai wilayah.
Salah satu yang paling tua adalah Pesantren Attaqwa, yang didirikan pada tahun 1940 oleh KH Noer Alie. Berada di lahan seluas 24 hektare, pesantren ini mengintegrasikan kurikulum nasional dengan standar internasional dari Al-Azhar Mesir dan Cambridge, dengan fokus pada pembentukan ulama dan pemimpin. Fasilitas yang lengkap mendukung program tahfidz Qur’an dan pengajaran bahasa asing, menjadikannya pilihan utama bagi orang tua yang menginginkan pendidikan yang holistik.
Pesantren An-Nur YAPINK, yang didirikan pada tahun 1969, menyediakan pendidikan dari RA hingga perguruan tinggi melalui Institut Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi. Kurikulumnya fokus pada madrasah diniyah dan tahfidz, sedangkan Pondok Pesantren Modern Al-Hassan (sejak 2004) unggul dalam tahfidz 30 juz dan pengajaran bahasa Arab untuk santri masa depan. Selain itu, An Nida Al Islamy (1963) tetap mempertahankan kitab kuning tradisional, sementara Hidayatunnajah (1989) dan Al-Ihsan menawarkan program gratis untuk meningkatkan aksesibilitas.
Baca Juga:Hari Ini 7 Tahun Lalu: Tragedi Lion Air JT610 Kecelakaan Memilukan di Perairan KarawangMakam Syekh Quro Karawang: Warisan Spiritual Penyebar Islam Abad ke-15
Walaupun menghadapi tantangan urbanisasi, pesantren di Bekasi terus berinovasi dan berkontribusi pada peningkatan indeks pembangunan manusia di daerah tersebut. Dengan lebih dari 10 institusi berkualitas, Bekasi menunjukkan bahwa pesantren dapat menjadi jembatan antara warisan dan kemajuan.
