KBEONLINE.ID – Makam Syekh Quro merupakan sebuah situs ziarah religius yang bersejarah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang menjadi saksi bisu dalam perjuangan penyebaran Islam di tanah Sunda. Tempat peristirahatan ulama besar bernama Syekh Hasanuddin bin Yusuf Sidik ini menarik ribuan peziarah setiap tahunnya, sekaligus menjadi destinasi wisata edukatif yang menggabungkan spiritualitas dan budaya lokal.
Syekh Quro adalah seorang ulama dari Champa yang tiba di Karawang pada abad ke-14, melalui Sungai Citarum bersama sahabatnya Syekh Abdurrahman dan Syekh Maulana Darugem. Pada tahun 1418 M (1340 Saka), ia mendirikan Pesantren Quro yang kemudian berkembang menjadi Masjid Agung Syekh Quro—masjid tertua di Pulau Jawa, bahkan lebih tua dari Masjid Agung Cirebon.
Beliau menikah dengan Ratna Sondar, putri Ki Gedeng Karawang, dan dikaruniai seorang putra bernama Syekh Akhmad, yang menjadi penghulu pertama di wilayah tersebut. Setelah beliau wafat, makam Syekh Quro dan murid setianya, Syekh Bentong, ditempatkan di kompleks masjid, yang dilengkapi dengan Sumur Awisan yang masih berfungsi hingga saat ini. Kompleks ini telah mengalami renovasi secara bertahap, termasuk pada tahun 2017, untuk mempertahankan keaslian arsitektur joglo Sunda-Timur Tengah.
Baca Juga:Liburan Seru di Waduk Jatiluhur Purwakarta: Surga Alam dengan Harga Ramah Kantong!Rekomendasi Drakor Terbaru November 2025: 3 Serial Seru Wajib Tonton!
Terletak di Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, akses menuju makam sangat mudah dari pusat Karawang melalui Jalan Raya Syekh Quro. Masuk tanpa biaya, pengunjung dapat berziarah, membaca Al-Quran, atau menyaksikan tradisi Sabtuan setiap malam Sabtu. Di sekitarnya, nikmati kuliner khas seperti pepes ikan jambal dan sate maranggi, serta beli oleh-oleh religi di kios pinggir jalan.
Sebagai lambang awal keislaman di Jawa Barat, Makam Syekh Quro mengundang kita untuk merenungkan warisan dakwah, sekaligus mendukung pariwisata religi yang berkelanjutan.
