Cahaya Baru di Kampung Kedawung, Kisah Jubaedah dan Para Lansia Menembus Krisis Pangan

Jubaedah
Jubaedah (49) dan mesin penyangrai untuk produksi kerupuk pemberian Pertamina Gas OWJA.
0 Komentar

KBEonline.id – Jubaedah (Mak Edah) warga Kampung Kedawung, Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, terus berjuang tanpa lelah dari masa krisis pangan di desanya di tahun 2017 hingga sekarang di 2025. Dengan memberdayakan ibu-ibu lanjut usia (lansia) dan janda melalui produksi kerupuk miskin rasa kencur dan jamu.

Di tahun 2017, Desa Tanjung terdapat 1.297 warga miskin dengan 304 warga usia produktif yang tidak bekerja saat itu. Kondisi ini diperparah dengan jauhnya akses kesehatan dan fasilitas kesehatan yang tidak memadai. Tak hanya itu, sarana pendidikan anak usia dini juga sangat terbatas.

“Saya melihat kondisi seperti itu, bertekad mensejahterakan perempuan, khususnya para janda dan lansia. Maka dibentuklah Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga beranggotakan 13 orang ibu-ibu lansia dan janda,” kata Mak Edah, Rabu (29/10/2025).

Baca Juga:Tulang Punggung Energi Jawa Barat di Bawah Tanah Cilamaya WetanKepala Kankemenag Karawang Buka Musda KKMTs, Momentum Sinergi Antar Madrasah

Perempuan berusia 49 tahun itu terlihat semangat menyiapkan bahan-bahan membuat kerupuk kencur yang lebih dikenal kerupuk miskin berupa tepung tapioka, kencur, bawang merah, bawang putih dan bahan lain. Dengan dibantu ibu-ibu lansia, Mak Edah mulai membuat adonan tepung, mencampurnya dengan bumbu dan menggoreng kerupuk tanpa minyak dengan peralatan seadaanya dengan pasir (penyangrai).

Sesudah mengolah dan menggoreng kerupuk miskin, Mak Edah bersama ibu-ibu lansia melanjutkan aktivitas dengan membuat jamu kunyit asam, jahe dan sereh. Jamu-jamu ini dibuat dalam bentuk bubuk dan kemasan botol siap minum. Jamu dan kerupuk yang sudah dikemas dan diberi label kemudian diangkut untuk dipasarkan ke kios, rumah makan, dan toko oleh-oleh yang ada di Kabupaten Karawang.

Di akhir tahun 2019, ketika Mak Edah sedang melakukan aktivitas seperti biasa, didatangi dua pria yang tidak dikenal. Ia mereka para preman, namun ternyata merupakan pegawai dari corporate social responsibility (CSR) PT Pertamina Gas Operation West Java Area (Pertagas OWJA) untuk melakukan pembinaan kepada warga yang mempunyai usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui program CSR.

Karena Desa Tanjung ini dilintasi jalur pipa Pertagas dan termasuk wilayah sasaran pembinaan. Sebab desa tersebut, di tahun 2017 berstatus sebagai daerah rawan pangan.

0 Komentar