Cahaya Baru di Kampung Kedawung, Kisah Jubaedah dan Para Lansia Menembus Krisis Pangan

Jubaedah
Jubaedah (49) dan mesin penyangrai untuk produksi kerupuk pemberian Pertamina Gas OWJA.
0 Komentar

Pertagas melihat bahwa proses produksi kerupuk di sana masih sederhana. Kerupuk miskin digoreng menggunakan pasir panas, bukan minyak. Mak Edah bersama ibu-ibu lansia hanya memanaskan dengan kuali dan bahan bakar kayu.

Pertagas kemudian membuatkan alat penggorengan otomatis dan lebih besar untuk Mak Edah. Alat penggorengan menggunakan listrik dan gas. Alat penggoreng tersebut cukup diisi pasir sedot dan berputar secara otomatis, sehingga tinggal memasukkan kerupuk untuk digoreng. Alat ini lebih cepat dan mampu menambah produksi, yakni menggoreng hingga 20 kilogram kerupuk dalam sekali proses.

Para lansia kini memperoleh penghasilan sendiri. Setengah hari, mereka dapat membawa pulang sekitar Rp 60 ribu dari hasil produksi kerupuk melarat. Pertagas membantu membangun dapur produksi ruang dilahan milik Mak Edah seluas 900 meter. Serta mereka juga mendapatkan berbagai bentuk pembinaan lainnya.

Baca Juga:Tulang Punggung Energi Jawa Barat di Bawah Tanah Cilamaya WetanKepala Kankemenag Karawang Buka Musda KKMTs, Momentum Sinergi Antar Madrasah

Dari hasil kerja keras Mak Edah berhasil membangun sekolah PAUD gratis untuk warga kampungnya. Dari kerupuk miskin rasa kencur, usaha mikro Edah berkembang pesat, hingga naik kelas menjadi UMKM berprestasi dan mendapatkan berbagai penghargaan dari tingkat Jawa Barat hingga nasional. Diantaranya, pada tahun 2024 di Kabupaten Bekasi, Presiden Joko Widodo memujinya sebagai perwakilan UMKM dari Karawang yang dinilai berhasil.

Tetapi yang paling membanggakan untuk Mak Edah dari usaha kerupuk miskin ini adalah bisa menyekolahkan dua anaknya hingga lulus S1. Padahal, ia maupun suaminya hanya tamatan sekolah dasar (SD).

Sementara itu, Analyst CSR PT Pertamina Gas, Tedi Abadi Yanto, menjelaskan, ketika belum bertemu dengan Edah, Pertagas melakukan pendataan terlebih dahulu. Keberhasilan tersebut tentu bukan karena Pertagas semata, tetapi karena kekuatan dan kegigihan Mak Edah ingin mensejahterakan perempuan, khususnya para janda dan lansia di desanya.

“Kami bersyukur KWT Kenanga masih tetap berjalan, walaupun pembiaan dari 2019 sampai 2023. Setelah kami meyakini bisa mandiri, kami hanya tinggal melakukan monitoring. Dapat dilihat pada 2025, masih mampu konsisten,” kata Tedi di KWT Kenanga.

Pemerintah Kabupaten Karawang menaikkan anggaran bantuan untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi Rp20 miliar pada tahun ini. Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh menegaskan, kenaikan anggaran tersebut ditujukan untuk memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus mendorong UMKM naik kelas.

0 Komentar