KBEONLINE.ID – Desa Wisata Karangjaya, yang terletak di Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, kini semakin dikenal sebagai desa wisata kreatif yang layak dikunjungi.
Desa ini juga baru saja meraih penghargaan Kategori Karya Kreatif Desa Wisata Karawang dalam ajang Karya Kreatif Jawa Barat 2025. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wakil Bupati Karawang, H. Maslani, sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan Karangjaya mengembangkan wisata berbasis potensi lokal.
Berada di kawasan pedesaan yang asri, Desa Wisata Karangjaya menawarkan wisata yang memadukan alam, budaya, dan edukasi. Disini, pengunjung bisa menikmati berbagai aktivitas seperti body rafting, melihat hamparan sawah hijau yang sejuk, hingga mengenal kearifan lokal masyarakat setempat.
Baca Juga:Hutan Mangrove Sedari Karawang: Surga Ekowisata Tersembunyi di Pesisir Utara!5 Wisata Instagramable di Purwakarta yang Jarang Diketahui, Cocok Buat Healing dan Hunting Foto!
Konsep pengembangan wisata di sini berfokus pada pemberdayaan warga melalui budaya, UMKM, dan pelestarian lingkungan.
Budaya lokal menjadi daya tarik utama di Desa Wisata Karangjaya. Para pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan seni tradisional diantaranya :
- Tari daerah
- Musik
- Teater rakyat
- Pameran kerajinan tangan (anyaman dan ukiran bambu)
- Pelatihan memasak makanan tradisional
- Bazar UMKM yang menjual beragam produk lokal (kuliner khas, aksesoris, dan pakaian hasil karya masyarakat desa.)
Mengutip dari Radar Karawang, Subkoordinator Kelompok Substansi Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif, Kustia Wildan Priyana, menjelaskan bahwa Desa Karangjaya memiliki lima potensi unggulan :
- Sisingaan, kesenian tradisional khas Karawang
- Tradisi Ngadodol, kegiatan membuat dodol secara gotong royong
- Tari Jaipong dan Goyang Karawang, dua ikon budaya Sunda
- Ngagowes Kalembur, kegiatan bersepeda menyusuri kampung dan sawah
- Greenhouse Hidroponik Melon, inovasi pertanian modern yang edukatif
Nah, Kelima potensi itu bukan hanya menarik sebagai tontonan, melainkan juga sebagai sarana edukasi. Misalnya pada tradisi ngadodol itumengajarkan nilai kerja sama dan gotong royong antar sesama, sedangkan sisingaan menggambarkan perjuangan rakyat saat melawan penjajahan.
Selain budaya, ada inovasi pertanian modern yang punya daya tarik tersendiri. Wisatawan bisa melihat langsung proses budidaya melon secara hidroponik di greenhouse, sekaligus dapat mempelajari prinsip pertanian berkelanjutan.
Selanjutnya, wisata nostalgia seperti bersepeda di tengah sawah, bermain air dalam body rafting, hingga menikmati udara desa tentu memberikan sensasi menyenangkan yang mengingatkan masa kecil di kampung halaman.
