Tulang Punggung Energi Jawa Barat di Bawah Tanah Cilamaya Wetan

SKG Cilamaya
Pekerja di SKG Cilamaya memeriksa indikator tekanan gas.
0 Komentar

Bagi Lingga, pekerjaan menjaga tekanan di SKG Cilamaya bukan sekadar rutinitas teknis. Ia memaknainya sebagai tanggung jawab terhadap sistem yang lebih besar.

“Kalau suplai gas terganggu, produksi pupuk bisa berhenti. Kalau pupuk berhenti, petani tak bisa menanam tepat waktu. Di titik itu, pipa yang kami rawat di SKG Cilamaya ini menjadi bagian dari rantai pangan nasional,” ujar Lingga.

Gas yang mengalir di bawah tanah itu tidak pernah berhenti. Ia melewati lapisan tanah yang dulu adalah rawa, kini tambak dan sawah, menembus jalur dengan usia pipa yang sudah mencapai puluhan tahun.

Baca Juga:Kepala Kankemenag Karawang Buka Musda KKMTs, Momentum Sinergi Antar MadrasahDi Tengah Hujan Rintik, ASN Kemenag Karawang Peringati Sumpah Pemuda ke-97 dengan Khidmat

Ghenta Dewo Ariyadhi, seorang Technician District di PT Pertamina Gas OWJA, menjadi salah satu penjaga garis depan yang memastikan aliran gas di SKG Cilamaya tetap aman. Ia mengenakan helm putih dan sepatu kerja tinggi, bergerak lincah di antara deretan valve dan manifold, memeriksa satu per satu indikator tekanan.

Selain bertanggung jawab atas inspeksi teknis, Ghenta juga menjelaskan bahwa SKG Cilamaya memiliki sumber listrik mandiri untuk menggerakkan turbin kompresi gas. Energi listrik tersebut dihasilkan langsung melalui sistem kompresi turbin pembangkit gas internal. Mekanisme ini, kata Ghenta, adalah pekerjaan berisiko tinggi.

“Apabila kompresor pembangkit listrik yang menggerakkan turbin kompresor utama berhenti, situasinya bisa sangat berbahaya. Tekanan gas bisa berbalik ke sumur. Karena itu, kami harus menjaga agar aliran gas dari sumur tidak pernah berhenti, baik ke arah barat maupun timur. Di sinilah alasan mengapa SKG Cilamaya disebut sebagai tulang punggung energi,” terang Ghenta.

Ia menambahkan, pipa di wilayah ini sudah berumur puluhan tahun. Namun sistem pemeliharaan yang diterapkan mengikuti standar keselamatan yang sangat ketat. Mulai dari pengecekan tekanan harian, pemeriksaan untuk mencegah korosi, hingga inspeksi internal dengan metode intelligent pigging yang dilakukan secara berkala.

Metode intelligent pigging yang disebut Ghenta merupakan teknologi inspeksi pipa menggunakan perangkat robotik yang bergerak di dalam jalur pipa. Perangkat itu mendeteksi ketebalan dinding, tingkat korosi, dan kebocoran mikro, kemudian mengirimkan data hasilnya ke pusat kontrol untuk dianalisis lebih lanjut. Menurutnya, teknologi ini menjadi penyelamat utama dalam menjaga integritas jaringan gas tua seperti di Cilamaya.

0 Komentar