Laba Operasional Sebelum Provisi (PPOP) tumbuh 2,8% Y-o-Y menjadi Rp2,05 triliun, sementara provisi membaik 32,1%, sejalan dengan pencadangan pre-emptive yang dibentuk pada tahun sebelumnya.
Non-Performing Loans (NPL) berada di level 2,4% (gross) dan 1,5% (net) pada September 2025, membaik dibandingkan 2,9% (gross) dan 1,7% (net) pada September 2024. Saldo NPL turun 17,4% Y-o-Y.
Likuiditas tetap terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank saja sebesar 77,5%, Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank saja sebesar 163,6%, jauh di atas ketentuan minimum 100%, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) Bank saja sebesar 118,7%.
Baca Juga:Toko Ray Fillet, Pilihan Terbaik untuk Ayam Fillet dan Seafood Segar di Perumnas KarawangBelanja Grosir Praktis dan Murah di Toko Andri Perumnas Karawang
Posisi permodalan tetap kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 27,1% dan Common Equity Tier 1 (CET1) sebesar 25,9%.
Perbankan Syariah
Perbankan Syariah Maybank Indonesia mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp516 miliar pada sembilan bulan 2025, dibandingkan dengan Rp163 miliar pada sembilan bulan 2024. Kenaikan PBT sebesar 216,5% tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan dan pengelolaan biaya yang disiplin.
Pendapatan setelah distribusi bagi hasil meningkat 16,2% menjadi Rp1,11 triliun, didukung pendapatan dari penyaluran dana yang naik 4,7%, serta komposisi pendanaan yang lebih efisien sehingga porsi bagi hasil untuk pemilik dana menurun 6,6%.
Pendapatan operasional lainnya tumbuh 30,3% menjadi Rp217 miliar, didorong oleh pertumbuhan Wealth Management Syariah dan pemulihan aset. Pendapatan operasional bruto meningkat 18,3% menjadi Rp1,32 triliun pada sembilan bulan 2025.
Pembiayaan Syariah segmen Community Financial Services (CFS) tumbuh 13,3% menjadi Rp22,36 triliun. Pembiayaan nonritel meningkat 14,5%, ditopang oleh pertumbuhan sebesar 16,3% pada Business Banking, 19,7% pada SME+, serta 11,2% pada RSME.
Pembiayaan ritel naik 11,8%, didukung utamanya oleh pertumbuhan pembiayaan kepemilikan rumah sebesar 12,6% dan otomotif sebesar 3,5%. Pembiayaan Syariah tercatat sebesar Rp29,64 triliun, berkontribusi sebesar 27,8% terhadap total portofolio pembiayaan Bank (Bank saja).
CASA Syariah meningkat 17,7% menjadi Rp22,71 triliun, didorong pertumbuhan Giro sebesar 36,1% dan Tabungan sebesar 3,2%. Deposito Berjangka turun 22,5%, sejalan dengan strategi Bank untuk mengoptimalkan komposisi pendanaan.
Baca Juga:Apotek Laras Perumnas Karawang, Pilihan Tepat Untuk Kebutuhan Obat dan VitaminFans One Piece Pasti Tidak Suka, Naruto Duduki Tahta Tertinggi, Jadi Anime Paling Populer di Dunia!
Rasio CASA tercatat sebesar 62,2% pada September 2025, naik dari 52,0% pada September 2024. Namun demikian, total simpanan nasabah perbankan Syariah turun 1,6% menjadi Rp36,51 triliun.
Rasio non-performing financing (NPF) membaik menjadi 2,4% (gross) dan 1,6% (net) pada September 2025, dibandingkan 2,5% (gross) dan 1,8% (net) pada September 2024. Rasio financing-to-deposit (FDR) berada di level 80,5%.
