Menurutnya, Bekasi kini menjadi daerah dengan infrastruktur squash terbaik di Jawa Barat. Kondisi ini sekaligus menegaskan potensi Bekasi sebagai pusat pembinaan atlet di masa depan.
“Kalau dimanfaatkan maksimal, Bekasi bisa jadi episentrum pengembangan squash Jabar,” ucapnya.
Meski begitu, Daud tak menampik pembinaan squash di Jawa Barat masih belum merata. Dari 13 daerah yang memiliki kepengurusan, baru sembilan yang aktif mengikuti kualifikasi.
Baca Juga:Pertamina Patra Niaga RJBB Tanggapi Insiden Mobil Tangki BBM di Tangerang5 Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Garut Terhits 2025, Cocok Buat Healing sambil Foto-foto Instagramable!
Saat ini, kekuatan utama masih bertumpu pada Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi, disusul Sumedang yang mulai menunjukkan peningkatan prestasi.
“Squash ini butuh kompetisi rutin supaya atlet bisa berkembang. Kalau cuma latihan tanpa kejuaraan, sulit mengukur kemampuan mereka,” kata Daud.
Sementara itu, Ketua PSI Kabupaten Bekasi, Iman Nugraha, menyebut pihaknya optimistis dengan peluang tuan rumah di ajang kualifikasi ini. Meski mengandalkan banyak atlet muda yang masih pelajar SMP, Bekasi memasang target tinggi untuk Porprov 2026.
“Target realistis kami dua medali emas, dari nomor perorangan putra dan beregu putri. Tapi kalau semua tampil maksimal, bisa tiga emas,” katanya.
Iman menambahkan, seluruh atlet Bekasi kini fokus berlatih di GOR Wibawa Mukti setelah sebelumnya menempuh latihan di GOR Siliwangi, Bandung. “Bekasi sudah punya fasilitas sendiri, jadi kami ingin ini jadi pusat pembinaan squash Jabar,” tandasnya. (Iky)
