“Pendekatan konvergensi menuntut semua sektor bergerak bersama. Mulai dari kesehatan, pendidikan, sanitasi, hingga ekonomi keluarga, semuanya harus berjalan beriringan untuk memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan berkualitas,” terang Haidir.
Ia menambahkan, indikator layanan kinerja intervensi PPPS telah ditetapkan sebanyak 31 indikator, yang harus masuk dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD, RKPD, Renstra, Renja, dan APBD.
Hal ini untuk memastikan bahwa upaya penurunan stunting bukan hanya program jangka pendek, tetapi bagian dari kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga:Persib Bandung Dihadang Jadwal Padat di Akhir Tahun, Kombinasi Laga Domestik dan Asia!HARI INI 'Polantas Menyapa' Buka Pelayanan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
Haidir memaparkan bahwa progres penginputan web monitoring Aksi Bangda di Kabupaten Karawang mencapai 54 persen.
Dari tingkat kecamatan, Kecamatan Tirtamulya mencatat progres tertinggi dengan 65 persen, sementara Kecamatan Pakisjaya menjadi yang terendah dengan 25 persen.
“Data ini menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk memperkuat pendampingan teknis di kecamatan agar seluruh wilayah dapat mencapai capaian yang seimbang,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya indikator intervensi daerah yang mencakup berbagai aspek mulai dari pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK), pemberian tablet tambah darah, hingga pelayanan KB pasca persalinan. Untuk anak usia dini, intervensi difokuskan pada pemenuhan ASI eksklusif, MPASI beragam, imunisasi lengkap, pemantauan tumbuh kembang, serta penanganan gizi buruk.
Sementara itu, untuk remaja putri dan calon pengantin, program diarahkan pada pencegahan anemia dan pemberian edukasi tentang kesehatan reproduksi serta pencegahan stunting sebelum menikah.
“Kita ingin masalah stunting dicegah sejak dini, bahkan sebelum kehamilan terjadi,” ujar Haidir.
Ia menjelaskan bahwa capaian semester I tahun 2024 menunjukkan hasil cukup baik, antara lain 96 persen anak mendapatkan inisiasi menyusu dini, 89,7 persen mendapat ASI eksklusif, dan 87 persen rumah tangga sudah memiliki akses air minum aman. Namun, masih ada beberapa indikator yang perlu ditingkatkan, seperti konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri yang baru mencapai 83,89 persen dan bimbingan pra-nikah dengan materi pencegahan stunting sebesar 67,45 persen.
Baca Juga:Cara Dapat Bitcoin Gratis di HP Android, Pemula Wajib Coba!HEBOH, Pagi-pagi Ular Masuk Rumah Warga Bintang Alam Telukjambe.
Selain intervensi langsung, Haidir menekankan pentingnya dukungan lingkungan melalui akses sanitasi aman (100%), jaminan kesehatan nasional (97,9%), serta peningkatan pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga.
