Kamper barus dapat membantu menghilangkan bau tidak sedap pada sepatu dan ruangan lainnya.
Namun, perlu diingat bahwa kamper barus harus digunakan dengan hati-hati dan tidak boleh dikonsumsi secara langsung. Pastikan Anda mengikuti instruksi penggunaan yang tepat dan konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Pusat Tanaman KamperArkeolog Edward Mc. Kinnon dalam Ancient Fansur, Aceh’s Atlantis (2013) menyebut, adanya jalinan perdagangan membuat orang Arab lambat laun mengetahui bahwa pusat tanaman kamper berada di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatra.
Secara spesifik, lokasinya berada di Fansur atau kini disebut Barus.
Baca Juga:60 Siswa Dikirim ke Barak Militer, Bupati Ade Kunang: Anak-Anak Ini Petarung Mereka Aset DaerahCamat Telukjambe Barat Gerak Cepat Amankan ODGJ yang Resahkan Warga Wanasari
Para pedagang Arab berulangkali menyebut Barus sebagai pelabuhan penting yang mengangkut komoditas, salah satunya, adalah kamper.
Pedagang Arab, Ibn Al-Faqih, misalnya, pada tahun 902 sudah menyebut Fansur sebagai wilayah penghasil kapur barus, cengkih, pala, dan kayu cendana.
Lalu ahli geografi Ibn Sa’id al Magribi yang hidup di abad ke-13 juga merinci secara spesifik bahwa Fansur penghasil kamper berasal dari Pulau Sumatra.
Bahkan, jika ditarik mundur lebih jauh, ahli Romawi, Ptolemy, sudah menyebut nama Barus pada abad ke-1 Masehi.
Atas dasar ini, banyak warga Arab, khususnya para pedagang, berbondong-bondong ke Sumatra. Mereka rela melakukan pelayaran jauh dari Arab untuk mendapatkan kamper.
Sejarawan Claude Guillot dalam Barus Seribu Tahun yang Lalu (2008) menyebut, orang Arab tiba di Barus melalui perjalanan langsung dari Teluk Persia, melewati Ceylon (Sri Lanka), lalu tiba di Pantai Barat Sumatra.
Mereka biasa membawa kapal besar untuk mengangkut banyak kapur barus yang akan dijual tinggi di pasar internasional.
Baca Juga:Woww.. Jawara Modifikator Pamerkan Karya di Pesta Akbar Honda Modif ContestManut ke DeMul, 60 Siswa ‘Bader’ dari Kabupaten Bekasi Dibina di Barak Militer
Perlahan, kedatangan orang Arab ke Sumatra makin tinggi usai kamper asal Barus jadi yang bermutu tinggi mengalahkan kamper asal Malaya dan Kalimantan. ***
