KBEONLINE.ID – Malam ini, langit Indonesia dan dunia akan menyaksikan Cold Moon, bulan purnama terakhir tahun 2025 yang sekaligus menjadi supermoon terakhir di tahun ini. Fenomena ini mencapai puncak penerangan penuh pada pukul 06:14 ET (atau sekitar pukul 18:14 WIB untuk wilayah barat Indonesia, dan hingga pukul 20:14 WITA/WIT untuk timur), di mana bulan akan tampak hingga 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa.
Menurut data terbaru dari NASA, Old Farmer’s Almanac, dan Astronomy.com, Cold Moon Desember 2025 adalah supermoon ketiga berturut-turut setelah Oktober (Harvest Moon) dan November (Beaver Moon). Jarak bulan saat perigee (titik terdekat dengan Bumi) hanya sekitar 356.962-357.000 km, membuatnya menjadi salah satu yang terdekat dan paling impresif tahun ini.
Mengapa Disebut Cold Moon dan Supermoon?
Nama “Cold Moon” berasal dari tradisi suku asli Amerika seperti Mohawk, yang mengaitkannya dengan musim dingin yang dingin di belahan Bumi Utara. Nama lain termasuk Long Night Moon (bulan malam panjang) karena mendekati solstis musim dingin pada 21 Desember, atau Moon Before Yule. Di Eropa kuno, disebut juga Oak Moon.
Baca Juga:Samsung Galaxy Z TriFold Resmi Dirilis: Ponsel Lipat Tiga Pertama di Dunia dengan Layar 10 Inci!Kapan Spotify Wrapped 2025 Rilis? Catat Tanggalnya, Sudah di Depan Mata!
Supermoon terjadi ketika fase purnama bertepatan dengan perigee, titik orbit bulan terdekat Bumi. Tahun 2025 spesial karena ada tiga supermoon beruntun di akhir tahun, dan Cold Moon ini adalah yang tertinggi di langit—melintas lebih tinggi daripada purnama lainnya sepanjang tahun, memberikan pandangan lebih luas dan dramatis, terutama di belahan Bumi Utara. Efek ini membuatnya tampak lebih mendominasi langit malam.
Waktu Terbaik Mengamati di Indonesia Di Indonesia, bulan akan mulai terlihat sejak senja saat terbit di ufuk timur (sekitar pukul 18:00-19:00 WIB tergantung lokasi). Puncaknya malam ini hingga dini hari 5 Desember, dan bulan masih tampak penuh hingga 6 Desember. Efek moon illusion—di mana bulan tampak jauh lebih besar saat dekat horizon—akan membuatnya terlihat seperti raksasa oranye keemasan saat terbit.
Tips Pengamatan dan Fotografi
- Lokasi ideal: Pantai timur (seperti Anyer, Parangtritis), bukit terbuka, atau atap gedung dengan pandangan timur bebas hambatan. Hindari polusi cahaya kota besar.
- Alat bantu: Mata telanjang sudah cukup, tapi binokular atau teleskop akan memperlihatkan detail kawah bulan dengan jelas.
- Fotografi: Gunakan tripod, mode manual kamera dengan ISO rendah (100-400), shutter speed 1/100-1/200 detik, dan aperture f/8-f/11. Untuk efek moon illusion, sertakan foreground seperti pohon atau bangunan.
- Cuaca: Pastikan langit cerah; cek prakiraan BMKG untuk wilayah Anda.
