kbeonline.id – Kelompok suporter Malut United, Salawaku, melayangkan protes tegas terhadap keputusan Komisi Disiplin (Komdis) BRI Super League yang menjatuhkan sanksi larangan bermain tiga laga kepada winger Malut United, Yakob Sayuri. Mereka menilai keputusan tersebut tidak adil dan tidak mempertimbangkan fakta sebenarnya di lapangan.
Ketua Salawaku, Iksan Do Yasin, menegaskan bahwa Yakob justru menjadi korban dalam insiden yang terjadi seusai laga Persita Tangerang kontra Malut United pada pekan ke-13 di Stadion Indomilk Arena, Minggu lalu.
Yakob Dinilai Korban Hasutan dan Tindakan Rasis
Menurut Iksan, keributan bermula di area tunnel ketika seorang individu tak beridentitas masuk ke area steril yang seharusnya hanya boleh diakses pemain dan ofisial. Orang tersebut mengaku wartawan, tetapi diduga tidak memiliki akses resmi. Tidak hanya melanggar aturan, individu itu juga memancing keributan dan melontarkan ujaran bernada rasis kepada Yakob Sayuri.
Baca Juga:Persis Solo Segera Resmikan Pelatih Baru, Siapkan Manuver Besar di Bursa TransferImbang Kontra Persebaya, Pelatih PSM Sampaikan Maaf kepada Suporter
Melihat situasi memanas, Yakob berupaya mengingatkan agar individu tersebut keluar dari area terlarang. Namun, teguran pemain timnas Indonesia itu justru berujung cekcok yang kemudian melibatkan sejumlah ofisial Persita yang juga disebut tak mengenakan identitas resmi.
“Area steril jadi kacau karena banyak pihak tanpa akses masuk sembarangan. Itu pemicu utama insiden makin besar,” ujar Iksan.
Komdis Dinilai Tidak Objektif
Sekretaris Jenderal Salawaku, Nyong Barakati, juga menilai Komdis hanya melihat satu sisi. Ia menyebut bahwa pelaku tindakan rasis tidak mendapatkan hukuman apa pun, sementara Yakob justru memperoleh sanksi terberat dan Malut United tidak diberi kesempatan mengajukan banding.
“Yakob Sayuri yang menjadi korban rasisme malah dihukum tiga pertandingan. Ini sangat memalukan dan tidak mencerminkan keadilan dalam sepak bola profesional,” tegas Nyong.
Dampak ke Malut United
Absennya Yakob tentu menjadi kerugian besar, terlebih Malut United sedang berusaha mempertahankan posisi di papan tengah klasemen. Salawaku berharap Komdis meninjau ulang keputusan ini secara lebih objektif dan transparan.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Komdis terkait protes suporter maupun dugaan adanya hasutan dan tindakan rasis dalam insiden tersebut.
