KBEONLINE.ID – Harapan Timnas Futsal Thailand putra untuk meraih medali emas harus runtuh di laga paling menentukan. Setelah tampil superior dan tak terkalahkan dalam tiga pertandingan awal, Thailand justru tumbang telak 1-6 dari Timnas Futsal Indonesia di hadapan suporter tuan rumah. Kekalahan ini bukan hanya menggagalkan emas yang sudah di depan mata, tetapi juga menjadi penutup perjalanan sang pelatih kepala bersama tim nasional Thailand.
Thailand sejatinya datang dengan status unggulan dan diperkuat pemain bintang sekelas Osammusa. Namun, permainan mereka tak berkembang menghadapi solidnya pertahanan Indonesia di bawah arahan pelatih Hector Souto. Sejak awal laga, Indonesia tampil disiplin dan efektif. Thailand bahkan sudah tertinggal 0-2 di babak pertama, sebuah situasi yang memaksa mereka bermain lebih terbuka.
Memasuki babak kedua, Thailand mencoba mengambil risiko dengan menerapkan skema power play demi mengejar ketertinggalan. Sayangnya, strategi tersebut justru menjadi bumerang. Kerapian pertahanan Indonesia membuat skema power play Thailand mudah dipatahkan. Kiper Indonesia, Ardiansyah Nur, tampil luar biasa dan menjadi mimpi buruk bagi lawan. Ia sukses membaca alur serangan, mencetak dua gol, serta menyumbang dua assist yang mengunci kemenangan telak Indonesia.
Baca Juga:Ade Kunang dan HM Kunang Terima Uang Ijon Proyek dari SRJ Rp 9,5 MiliarPenampakan Bupati Ade Kunang dan Ayahnya Lurah Kunang Jadi Tersangka dan Berbaju Tahanan KPK
Kekalahan menyakitkan ini berujung pada keputusan besar. Pelatih Timnas Futsal Thailand, Miguel Rodrigo, mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun Instagram pribadinya, @miguelrodrigocs. Dalam unggahannya, Miguel menuliskan pesan panjang yang sarat emosi dan kejujuran, sekaligus menandai berakhirnya kariernya sebagai pelatih futsal profesional.
“Pertandingan SEA Games kemarin adalah pertandingan terakhir saya sebagai pelatih futsal profesional,” tulis Miguel. Ia menyebut hari tersebut sebagai momen yang sangat istimewa, sekaligus perpisahan permanen dengan karier kepelatihannya di negara yang sangat ia cintai, Thailand.
Miguel mengakui ia ingin meninggalkan Thailand dengan kemenangan, namun kenyataan berkata lain. Meski begitu, ia tetap bangga dengan pencapaian tim dalam dua tahun terakhir, termasuk tampil di final Piala Asia dan menembus peringkat sembilan dunia pada ajang Piala Dunia. Baginya, itu adalah capaian besar yang patut disyukuri.
