5 Hal Tak Terduga Jika Seorang Astronaut Meninggal di Ruang Angkasa: Apa yang Terjadi pada Tubuhnya?

mayat-astronot
Jika Seorang Astronaut Meninggal di Ruang Angkasa
0 Komentar

Pembusukan mayat berpotensi dipercepat oleh suhu tinggi di luar angkasa. Meskipun ruang angkasa umumnya dianggap sangat dingin, suhu di sana juga bisa sangat panas. Permukaan Stasiun Luar Angkasa Internasional memiliki kisaran suhu 200 C.

3. Mengambang di Angkasa

Karena tidak ada gaya gravitasi yang signifikan di luar angkasa, tubuh astronot yang meninggal akan melayang bebas, sehingga menyulitkan penanganan dan pemindahan jenazah. Dalam kondisi gravitasi nol, tubuh manusia tidak akan jatuh ke arah tertentu seperti halnya di Bumi, tetapi akan tetap diam atau mungkin sedikit bergerak karena adanya gaya lain yang bekerja.

Hal ini dapat membuat pengangkutan jenazah menjadi sangat sulit, karena diperlukan peralatan khusus dan prosedur yang rumit untuk memindahkan jenazah dengan aman dari pesawat ruang angkasa atau stasiun ruang angkasa. Selain itu, kondisi mayat yang mengambang dapat mengganggu upaya identifikasi dan investigasi forensik, yang semakin memperumit prosesnya.

4. Pengawetan Es 

Baca Juga:Suzuki Memperluas Jangkauan Produksi di Indonesia dengan Penambahan Model Baru!Ini Dia Xiaomi 14 Pro Titanium: Smartphone Terbaru dengan Fitur Koneksi Satelit yang Revolusioner!

Jika mayat terpapar langsung ke luar angkasa yang tidak terlindungi, seperti dalam kasus kecelakaan luar angkasa, suhu yang sangat rendah menyebabkan cairan tubuh membeku. Akibatnya, proses degradasi yang biasanya terjadi selama penguraian mayat di Bumi akan terhenti secara efektif.

Pembekuan jaringan akan membuat tubuh relatif utuh dan memperlambat kerusakan struktural yang disebabkan oleh penyebab seperti bakteri pembusuk atau aktivitas kimiawi di dalam tubuh. Namun, teknik pembekuan ini dapat menghambat upaya identifikasi dan analisis forensik jika langkah-langkah yang tepat tidak tersedia untuk menjaga integritas jaringan dan informasi penting yang dapat dipulihkan dari jenazah.

5. Opsi Pengawetan Jenazah

Selain itu, NASA sedang mengembangkan teknologi kantong mayat yang akan memungkinkan sisa-sisa jenazah seseorang yang telah meninggal diawetkan di luar angkasa selama beberapa jam hingga beberapa hari. Namun, karena perjalanan luar angkasa menjadi semakin jauh dari Bumi, protokol untuk menangani kematian di luar angkasa juga harus direncanakan.

Harris menyatakan bahwa meninggal di luar angkasa adalah sebuah kemungkinan meski tidak diinginkan. Memahami bagaimana tubuh manusia terurai di luar angkasa dapat membantu manusia menciptakan teknologi dan protokol yang akan melindungi keselamatan dan kesejahteraan astronot di masa depan.

0 Komentar