Jangan Asal Berucap Pada Anak! 3 Kalimat yang Dapat Merusak Mental Anak Berakibat Fatal Untuk Psikologisnya 

Jangan Asal Berucap Pada Anak! 3 Kalimat yang Dapat Merusak Mental Anak Berakibat Fatal Untuk Psikologisnya 
0 Komentar

Sebagai orang tua ingin anaknya tumbuh menjadi anak baik secara emosional maupun mentalnya, namun terkadang tak pernah menyadari hal ini dapat membuat emosional anak terganggu, Berikut 3 kalimat yang jangan asal berucap pada anak yang bisa berakibat fatal nantinya.

Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Selain kesiapan mental dan finansial, orang tua juga harus memiliki kecerdasan emosional dalam mendidik anak-anak.

Dikutip dari CNBC Make It, neuropsikolog, Dr. Julia DiGangi, mengatakan bahwa orang tua perlu berbicara dengan kecerdasan emosional jika ingin memiliki anak yang cerdas secara emosional.

Baca Juga:Untuk Ibu Jangan Turuti Keinginan Anak Terlalu Sering Makan Permen! Tips Untuk Mencegah Agar Tak Berlebihan, Ubah Kebiasaannya Ketahuilah Resiko Jika Anak Banyak Mengkonsumsi Permen, Berdampak Pada Kesehatan Gigi dan Resiko Penyakit Usia Dini

Menurut Dr. Julia, ada tiga kalimat yang ‘haram’ dikatakan orang tua jika ingin anak-anak tumbuh sebagai sosok yang memiliki kecerdasan emosional

Apa saja 3 kalimat yang dapat merusa mental anak ? Berikut rangkumannya:

“Kamu enggak sopan!”

Menurut Dr. DiGangi, salah satu kebiasaan buruk sebagian besar orang tua adalah langsung menyimpulkan perilaku anak berdasarkan rasa ketidakamanan pribadi mereka, bukan memahami apa yang dirasakan anak.

“Ada pasangan yang mengeluh kepada saya, “Dia (anak mereka) tidak menghormati kami,” karena tidak menurut saat disuruh menyelesaikan tugas sains mereka,” kata Dr. DiGangi.

“Tetapi begitu orang tua tersebut mengungkapkan kekhawatiran mereka, anak mereka langsung menjawab, “Saya menghormati ibu dan ayah! Sains sangat sulit bagi saya,” lanjut Dr. DiGangi.

Dengan demikian, Dr. DiGangi mengatakan bahwa pendekatan secara emosional yang paling cerdas bagi orang tua ketika menghadapi situasi tersebut adalah bertanya dan mendengarkan perasaan anak, seperti:

“Ayah/ibu lihat melihat kamu dapat nilai 64 dalam ujian sains terakhir. Kamu mau ngobrol tentang itu? Ayah/ibu cuman ingin mendengar perasaan dan keluhanmu.”

“Kenapa kamu enggak pernah mendengarkan ibu/ayah?”

Dr. DiGangi mengatakan, salah satu faktor penyebab konflik antara anak dan orang tua adalah orang tua yang tidak mendengarkan kebutuhan anak.

Baca Juga:Waspada! Jangan Kasih Simbarangan Anak Permen! Kenali Batas Usinya Kapan Boleh Makan Pemanis BuatanDaftar Para Pemain Film Ballerina, Dibintangi Aktris Korea Selatan, Jeon Jong Seo: Serta Sinopsisnya

“Di otak anak-anak, mereka ingin menjelajahi dunia berdasarkan identitas diri mereka sendiri, bukan berdasarkan tuntutan orang tua yang mengatur mereka harus menjadi sosok yang seperti apa” ujar Dr. DiGangi.

0 Komentar