Jangan Sembarangan! Tips Memilih Susu untuk Cegah Stunting

Cegah Stunting (Pixabay/Marjonhorn)
Cegah Stunting (Pixabay/Marjonhorn)
0 Komentar

Stunting dapat kita cegah dengan memberikan asupan sesuai dengan kebutuhan si Kecil. Banyak yang memercayai susu dapat memberikan asupan sesuai kebutuhannya. Namun, tidak semua merek susu dapat digunakan untuk mencegah stunting. Bagaimana tips memilih susu untuk cegah stunting?

Anak memerlukan asupan nutrisi yang mencukupi selama 2 tahun pertama kehidupannya. Kekurangan nutrisi seperti protein, zinc (seng), dan zat besi menjadi faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan fisik anak.

Lalu, apakah susu dapat memenuhi nutrisi yang diperlukan dan dapat cegah stunting? Yuk simak!

Baca Juga:Lakukan Ini Saat Hamil untuk Mencegah StuntingApa Saja Faktor Risiko Stunting pada Anak? Ini Jawabannya!

Anak yang sudah dipastikan mengalami stunting memang bisa diberikan susu Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) atas indikasi dan resep dokter. Jadi pemberiannya tidak boleh sembarangan.

Melansir haiBunda, menurut Dokter Spesialis Anak dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), PKMK bisa dikatakan sebagai obat terapi stunting. Meski begitu, bila anak menolaknya, dokter mungkin akan memasang selang di hidung untuk memasukkan nutrisi ke lambung anak.

Studi Konsumsi Susu untuk Cegah Stunting

Melansir HaiBunda, sebuah penelitian menjelaskan tentang kaitan susu dan stunting, Moms. Studi ini dilakukan di Indonesia oleh Damayanti Rusli Sjarif, Klara Yuliarti, dan William Jayadi Iskandar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Studi yang dilakukan pada tahun 2018 ini kemudian mendapatkan hasil bahwa mengonsumsi 300 ml susu dapat mencegah terjadinya stunting. Hasil studi juga menjelaskan bahwa stunting memiliki hubungan dengan beberapa poin berikut:

  • Usia pertama kali anak minum susu pertumbuhan (di atas 1 tahun)
  • Frekuensi minum susu (kurang dari 3 kali sehari)
  • Jumlah susu yang diminum anak (kurang dari 300 ml atau 2 gelas per hari)

Asupan susu sebagai sumber protein hewani anak memang masih cukup rendah di Indonesia. Menurut Survei Konsumsi Makanan Individu tahun 2014, anak usia 7-11 bulan hanya mengonsumsi 2 persen makanan mengandung sumber protein hewani, termasuk susu dan olahannya.

0 Komentar