Mahasiswa KKN Unsika Bantu Berdayakan UMKM Produksi Kripik Biji Asem di Desa Kedungjaya

Mahasiswa KKN Unsika Bantu Berdayakan UMKM Produksi Kripik Biji Asem di Desa Kedungjaya
Mahasiswa KKN Unsika bantu berdayakan UMKM produksi kripik biji asem di Desa Kedungjaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang.
0 Komentar

KARAWANG – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) kembali memberikan kontribusi nyata untuk masyarakat desa. Kali ini, mereka melakukan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) produksi keripik biji asem milik Mak Eunceung di Dusun Sadariwan, Desa Kedungjaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Ketua KKN Desa Kedungjaya, Faris Budi Prasetyo mengatakan, keripik biji asem merupakan salah satu cemilan yang memiliki rasa manis dengan bahan dasar dari tepung beras ketan dan terigu, kelapa, telur dan gula halus.

“Walaupun memiliki nama keripik biji asem, tetapi tidak memiliki cita rasa yang asem. Cemilan ini juga dapat dikatakan menjadi makanan khas dari daerah sekitar Desa Kedungjaya, karena di Kabupaten Karawang hanya di sini terdapat keripik biji asem,” ujar Faris, Selasa (23/1/2024).

Baca Juga:Tingkatkan Kompetensi Pengurus, IGTKI-PGRI Karawang Gelar Pelatihan Kepemimpinan dan Pengelolaan OrganisasiRatusan Kepala TK Ikuti Rakor IGTKI Karawang

Pemberdayaan UMKM, jelas Faris, bertujuan untuk mengembangkan produksi keripik biji asem dengan cara memodifikasi kemasan produk dengan standing pouch menjadi lebih menarik dan menempelkan stiker sebagai identitas produk.

“Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk lokal, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.

Faris berharap, dengan pendampingan UMKM yang dilakukan dapat membuat produk keripik biji asem bertahan lebih lama dan memiliki target pasar yang luas, serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

“Kami berharap usaha makanan ringan ini dapat terus berlanjut dan resep keluarga yang sudah ada dapat diturunkan kepada anak dan cucu mereka, agar bisnis yang sudah dijalani dapat berkembang lebih luas di masa yang akan datang,” harapnya.

Sementara itu, Mak Eunceung menyampaikan, produksi keripik biji asem ini dilakukan tergantung cuaca dan jumlah pesanan pelanggan saja. Akan tetapi, yang menjadi faktor utama dalam proses pembuatannya yaitu berpacu dengan cuaca, agar pada saat proses penjemuran setengah kering dapat langsung dipotong menggunakan gunting, kemudian dijemur kembali sampai benar-benar kering.

“Tahap terakhir dalam pembuatan keripik biji asem yaitu digoreng kemudian dapat ditaburi dengan gula halus,” ujar Mak Eunceung.

0 Komentar