Memiliki bentuk bulat bervolume, dengan cita rasa yang konsisten saat dimakan. Itu adalah ciri kue bakul atau kue keranjang, salah satu hidangan khas Tahun Baru Imlek yang selalu tersedia selama perayaan ini.
Menjelang Tahun Baru Imlek, para penjual biasanya mulai menawarkan kudapan ini. Komunitas keturunan Tionghoa di Indonesia pun lezat untuk dinikmati dan juga untuk keperluan ritual sembahyang. Pasti sudah familiar dengan penampilan dan rasanya yang lezat dari kue bakul. Tapi, tahukah kamu tentang asal usulnya? Menurut legenda, awalnya makanan ini disajikan sebagai persembahan untuk monster, lho!
Apa Itu Kue Keranjang?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang legenda kue keranjang, mari kita kenali lebih dekat kue bakul terlebih dahulu. Seperti apa kue ini? Dalam bahasa Mandarin, kue bakul dikenal sebagai nián gāo (年糕). Sementara dalam bahasa Hokkien, ia dijuluki ti kwe (甜棵).
Baca Juga:Panganan Khas Imlek, Begini Resep Mooncake Hanya dengan Satu AlatRasa Rujak Sampai Markisa, 12 Varian Suchset Nutrisari Paling Unik dan Nyegerin
Secara harfiah, nian (年) berarti ‘tahun’, dan gao (糕) berarti ‘kue’. Jika digabungkan, nian gao dapat diartikan sebagai ‘kue tahun baru’. Seminggu sebelum perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa mulai menyajikan kue bakul sebagai persembahan untuk ritual sembahyang. Selama periode ini, kuenya masih belum boleh dimakan.
Baru setelah malam ke-15 Imlek, kue bakul dapat dinikmati sepuasnya. Dalam budaya Tionghoa, malam ke-15 Imlek dikenal sebagai Cap Go Meh. Di Indonesia, kudapan yang tak terlewatkan saat perayaan Imlek ini memiliki berbagai nama. Beberapa orang menyebut kue keranjang, diambil dari wadah cetakannya yang menyerupai keranjang.
Meskipun disebut kue, hidangan ini tidak memiliki tekstur lembut atau empuk. Malahan, kue bakul lebih mirip dodol. Oleh karena itu, dodol Cina juga menjadi sebutan lainnya.
Kue Keranjang Terbuat dari Apa?
Bagi kamu yang penasaran, kue bakul terbuat dari apa? Jadi, bahan dasarnya adalah tepung beras ketan dan gula. Kedua bahan tersebut dicampur dengan air, kemudian dikukus selama beberapa jam hingga terbentuk karamel berwarna cokelat tua. Proses memasak ini menghasilkan hidangan dengan tekstur kenyal dan lengket serta rasa manis.