Pengamat Nilai Nasdem, PKB, dan PPP Berpeluang jadi Koalisi Pemerintah 2024-2029

Pengamat politik nilai poros oposisi akan jadi koalisi pemerintah.
Menurut Efriza, seorang pengamat politik dari Citra Institute, ada tiga partai yang memiliki kemungkinan besar untuk menjadi bagian dari koalisi pemerintahan periode 2024-2029, yakni Nasdem, PKB, dan PPP.
0 Komentar

KBEonline.id – Sejumlah partai politik di luar koalisi Capres-Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memiliki potensi untuk diajak bergabung setelah pemenang Pilpres 2024 diumumkan oleh KPU RI. Menurut Efriza, seorang pengamat politik dari Citra Institute, ada tiga partai yang memiliki kemungkinan besar untuk menjadi bagian dari koalisi pemerintahan periode 2024-2029, yakni Nasdem, PKB, dan PPP.

 

“Efriza menyatakan, ‘Partai yang bisa didekati untuk diajak berkoalisi, kemungkinan besar oleh pemerintahan nanti terpilih adalah Nasdem, PKB, dan PPP.’” (Kamis, 22/2).

 

Salah satu faktor yang mempertimbangkan partai-partai tersebut untuk merapat ke dalam koalisi pemerintahan mendatang adalah posisi mereka yang saat ini masih tergabung dalam koalisi pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Efriza menekankan bahwa ketiga partai ini memiliki pengaruh yang signifikan dan tidak dapat diabaikan, sehingga menjadi target untuk memperluas koalisi.

 

Baca Juga:1.500 Agen Properti Berbondong-bondong ke Jababeka Residence, Ada Apa?Sambut Ulang Tahun ke-27, Pertamina Patra Niaga Gelar Santunan Anak Yatim

Namun demikian, Efriza juga menegaskan bahwa perluasan koalisi tidak akan terjadi secara otomatis setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, konsolidasi dan penguatan koalisi pendukung pemerintah biasanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun. Proses ini sering dianggap sebagai tahap penting dalam memperkuat stabilitas pemerintahan dan memastikan dukungan yang solid dari berbagai pihak.

 

Dengan demikian, meskipun terdapat potensi untuk perubahan dalam peta koalisi pasca-Pilpres, namun Efriza meyakini bahwa perubahan tersebut tidak akan terjadi dengan cepat. Menurutnya, saat ini masih terlalu dini untuk mengharapkan perubahan signifikan dalam pola koalisi politik, baik selama masa kampanye maupun setelah Pilpres.

0 Komentar