KBEonline.id.– Ikan cupang tak hanya jadi hiasan akuarium. Di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, ikan berwarna mencolok itu diubah fungsinya, menjadi senjata melawan demam berdarah dengue (DBD).
Para pembibit ikan cupang di desa tersebut menggagas aksi sosial membagikan ratusan ekor cupang ke warga.
Tujuannya, untuk memangsa jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti yang berkembang di bak mandi atau genangan air.
Baca Juga:Mahasiswi Korban Perkosaan Guru Agama Dinikahkan Sehari Kemudian Dicerai Lagi, Pengacara: Hukum Jalan TerusKenapa Venus Berputar Kebalik? Fakta Unik yang Bikin Penasaran!
“Niatnya untuk memberantas DBD. Kami bagikan gratis sekitar 500 ekor cupang ke warga. Bisa ditaruh di kolam atau bak mandi,” kata Fadil, pemilik usaha Beta Pelangi, Kamis (03/7).
Cupang-cupang yang dibagikan terdiri dari berbagai jenis seperti multi, RGG, stabilo, hingga avatar blue ring.
Proses pembagian dilakukan dari rumah ke rumah dan sebagian diberikan kepada warga yang tengah mengantre layanan di Puskesmas Sriamur.
Lina (38), warga RT setempat, mengaku senang menerima dua ekor cupang yang dikemas dalam plastik bening. Ikan itu langsung dilepas ke bak mandinya.
“Katanya bisa makan jentik nyamuk. Bagus sih, biar enggak ada nyamuk. Karena di sekitar sini sudah lima orang tetangga kena DBD,” kata Lina.
Dia menyebut, lingkungan tempat tinggalnya banyak ditumbuhi tanaman liar dan genangan air. Kondisi ini memicu peningkatan populasi nyamuk penyebab DBD.
Kepala Puskesmas Sriamur, dr. Wiraatmaja, mengapresiasi inisiatif warga membagikan cupang sebagai langkah preventif. Menurutnya, upaya itu sejalan dengan pendekatan pengendalian penyakit berbasis lingkungan.
Baca Juga:Tempat Nonton Film Paling Hits di Karawang, Sudah Pernah ke CGV Festive Walk?Mitos atau Fakta? Kenapa Alpukat Gak Matang Kalau Masih di Pohon
“Penanggulangan DBD tidak cukup dengan pengobatan. Harus dari hulunya juga, lingkungan. Ikan cupang ini bisa membantu memangsa jentik-jentik nyamuk,” kata Wira.
Data Puskesmas mencatat peningkatan kasus DBD selama tiga bulan terakhir. Pada April terdapat 13 kasus, meningkat menjadi 28 kasus pada Mei. Jumlah sebenarnya diperkirakan lebih banyak karena tidak semua warga melapor atau menjalani pemeriksaan laboratorium.
“Puskesmas bukan cuma kuratif, tapi juga preventif dan promotif. Kita terus kampanyekan gerakan 5M: menguras, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang, dan lainnya,” ujar Wira.
Langkah sederhana seperti menyebar cupang, katanya, bisa jadi salah satu upaya kolaboratif yang berdampak besar jika dilakukan serentak dan berkelanjutan. (Iky)