***Kemenkes Larang Pemkab Umumkan Status Korona KARAWANG– Remaja perempuan asal warga Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, ANT (23) didatangi petugas medis dari Dinas Kesehatan Karawang— untuk menjalani tes kesehatan. ANT diobeservasi di rumahnya dan untuk sementara diminta tak banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Diketahui, ANT barus saja pulang dari Hongkong setelah masa kerja dia di sana habis. Dinkes Kesehatan mengakui menerima informasi dari masyarakat jika ANT baru saja pulang dari Hongkong. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari insiden yang terkjadi pada pasangan suami istri di Desa Pasirjaya, Cilamaya Wetan yang menjadi korban berita keliru disebut pasien suspek korona saat mengecek kesehatan ke salah satu klinik dan menyebut baru pulang dari Singapura.. Kepala Puskesmas Sukatan Bayo Sukarya menuturkan, meski dalam keadaan sehat, ANT tetap perlu menjalankan tindakan pencegahan dengan memeriksa kesehatan di kediamannya. “ANT ini eks TKW dari Hongkong. Kita datangi untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pencegahan dini terhadap virus corona,” ungkap Bayo, kepada KBE, Selasa, (3/3) kemarin. Bayo menjelaskan, ANT warga Cilamaya yang baru pulang dari Hongkong, Minggu, (24/2) lalu. Dinyatakan sehat dan negatif corona. Hasil pemeriksaan, kata Bayo, ANT mengantongi kartu pengamatan penyakit atau Alert Card, yang ia dapat setelah lolos pemeriksaan di bandara. “Hanya dilakukan pemeriksaan umum oleh doker Puskesmas Sukatani. Hasilnya, tidak ditemukan gejala corona,” ujarnya. Meski demikian, kata Bayo, sesuai instruksi Dinas Kesehatan. ANT eks TKW asal Hongkong ini harus melalui tahap observasi, yang akan dilakukan sampai 14 hari ke depan. “ANT akan diobservasi di rumah. Selama masa ini dia dianjurkan untuk istirahat dan tidak boleh banyak beraktifitas di luar rumah,” jelasnya. “Selama masa observasi 14 hari ini. Setiap 4 hari sekali tim medis Puskesmas Sukatani akan mengunjungi ANT di rumah. Sambil meninjau dan memeriksa kesehatannya,” terangnya. Masih kata Bayo, keterangan dari ANT, ia sebenarnya baru bekerja 6 bulan di Hongkong. Namun, karena di luar sana heboh virus corona. Ia mengajukan cuti pada majikannya. Untuk dipulangkan dulu ke Indonesia, sampai heboh wabah virus corona mereda. “Dia bilang cuti 2 bulan. Karena disana masih heboh corona. Kalau sudah reda, dia mau pergi lagi. Karena masih terikat kontrak,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala Desa Rawagempol Wetan, Udin Abdulgani, mengaku terkejut saat tim medis Puskesmas Sukatani, mengenakan masker dan sarung tangan lengkap datang ke kediaman ANT, yang tepat berada di belakang rumahnya. “Saya kaget. Sudah mah lagi ramai corona disini. Apa jangan-jangan warga saya juga kena,” kata Udin. Ketua Ikatan Kepala Desa Kecamatan Cilamaya Wetan itu bilang, setelah mengetahui itu adalah upaya pencegahan dari Dinas Kesehatan, dirinya mengaku lega. Bahkan, Udin mengapresiasi kinerja Puskesmas Sukatani yang cepat tanggap melayani laporan masyarakat di wilayah pemerintahannya. “Saya apresiasi. Puskesmas Sukatani sangat cepat tanggap melayani laporan masyarakat,” timpalnya. Kementerian Kesehatan meminta agar pemerintah daerah berkoordinasi dengan lembaganya saat akan menginfokan hasil akhir dari pemeriksaan korban terdampak virus Corona COVID-19. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto, meminta agar status akhir positif atau negatif, biar disampaikan lembaganya. “Kalau daerah mengumumkan sendiri saya tidak tahu dari mana itu dasar dan datanya. Ini coba kita koordinasikan dengan daerah agar ranah-ranah medis biar medis yang mengumumkan jangan kemudian diumumkan oleh orang lain,” ujarnya di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (3/3). (wyd/mhs)