Berdasarkan riset dari The Trade Desk pada tahun 2021, sekitar 64% orang Indonesia yang sering berbelanja online beberapa kali dalam seminggu mengaku sebagai pembeli yang memiliki perencanaan. Namun, selama musim belanja online, sebagian besar dari mereka beralih menjadi pembeli impulsif, di mana 42% mengakui bahwa mereka lebih sering berbelanja saat musim diskon.
Oleh karena itu, disarankan untuk mencari alternatif lain dalam mengatasi perasaan sedih atau stres, seperti berjalan santai, membersihkan lingkungan sekitar, atau berbicara dengan teman.
2. Kamu berbelanja untuk bersaing dengan orang lain
Orang yang memiliki perilaku impulsive buying terkadang berbelanja untuk mengungguli orang lain. Hal ini biasanya didorong oleh rasa iri atau ingin terlihat lebih baik dari orang lain.
Baca Juga:Mengenal Mindset FIRE (Financial Independence, Retire Early) untuk Menuju Financial FreedomKeluar Fatwa Haram MUI, Daftar Produk yang Masuk Aksi Boikot
Misalnya, seseorang membeli mobil baru karena melihat tetangganya membeli mobil yang lebih bagus. Padahal, mobilnya yang lama masih bisa berfungsi dengan baik.
3. Kamu berbelanja untuk mengalihkan rasa bosan
Bosan juga bisa menjadi salah satu pemicu impulsive buying. Ketika merasa bosan, seseorang mungkin akan mencari cara untuk mengisi waktunya, salah satunya dengan berbelanja. Namun, hal ini justru dapat membuat seseorang ketagihan berbelanja. Untuk menghindarinya, cobalah untuk melakukan hal lain ketika merasa bosan, seperti membaca, menonton film, atau berolahraga.
4. Kamu kesulitan mengelola keuangan
Perilaku pembelian impulsif dapat menyebabkan seseorang kesulitan mengelola keuangannya. Hal ini karena seseorang akan mengeluarkan uang untuk barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Akibatnya, seseorang akan memiliki lebih sedikit uang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.