KBEONLINE.ID– Melihat maraknya penipuan dan investasi bodong dengan modus investasi bodong, Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (PEPK) OJK, menyarankan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati.
Kiki mengatakan, “Namanya modus penipuan memang menarik,” pada hari Selasa, (01/10), dalam konferensi pers RDK OJK.
Meskipun undian berhadiah masih umum terjadi, Kiki menunjukkan bahwa banyak orang yang terjebak dalam penipuan konvensional di masa lalu. Namun, penipuan kembali berkembang dengan teknik-teknik baru.
Baca Juga:Puan Maharani Kembali Memimpin DPR RI, Empat Wakil Baru Bergabung!YouTube Akhirnya Kembali dengan Lagu-Lagu Legendaris dari Adele dan Nirvana: Simak Apa yang Terjadi!
Ia menyoroti para penipu yang sering memanfaatkan isu-isu sosial untuk mendapatkan uang dan keuntungan dengan cara yang tidak sah dan mengorbankan orang lain. Kiki memberikan contoh skema penipuan yang mengiming-imingi orang-orang yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kehilangan pekerjaan dengan pekerjaan paruh waktu.
Bayaran awal yang diberikan relatif besar, dan pekerjaan yang diberikan relatif mudah. Namun, penipu kemudian menginstruksikan korban untuk melakukan top up untuk mendapatkan cuan yang lebih besar. Namun, para penipu dengan sigap menggasak uang korban dan lenyap begitu saja jika korban lengah, terbuai, dan kemudian melakukan top up dengan nominal yang cukup besar.
“Pemberian kerja seperti mudah gitu ya, memberikan komen, klik likes di berbagai sosmed dengan imbalan awalnya dapat,” lanjut Kiki.
Kiki juga membahas tren investasi yang sedang booming saat ini, yaitu penyewaan server AI. Kiki menyoroti bahwa banyak orang awam yang terpesona dan tertarik dengan kemungkinan bisnis AI, namun pada akhirnya terjebak dan tertipu oleh investasi bodong.
“Jadi orang-orang ‘oh AI baru nih’ investasi baru padahal bodong dan sudah banyak masyarakat tertarik kemudian transfer uang tidak kembali,” cerita Kiki.
Berita mengenai penipuan dan investasi bodong akhir-akhir ini semakin meningkat, menyoroti pentingnya pemahaman masyarakat akan risiko yang ada. Friderica Widyasari Dewi, atau yang akrab disapa Kiki, mengingatkan bahwa semakin canggih teknik penipuan yang dilakukan, maka semakin besar pula kerugian yang ditimbulkan.
Oleh karena itu, edukasi dan kesadaran yang lebih besar akan modus-modus penipuan menjadi sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat. Kiki juga menggarisbawahi perlunya pembuktian sebelum melakukan investasi.