IHSG Bergejolak! Kebijakan Suku Bunga The Fed dan BI Jadi Pemicu Utama

IHSG Bergejolak
IHSG Bergejolak
0 Komentar

KBEONLINE.ID– Menyusul keputusan Bank Sentral AS untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada sesi pertama perdagangan hari Kamis (19/12).

Saat perdagangan dimulai hari ini, IHSG turun 1,51% di level 7.000,6. IHSG langsung terkoreksi ke level psikologis 7.000.

Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan di 6% meskipun ada prediksi penurunan menunjukkan kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian global. Di sisi lain, penurunan suku bunga The Fed, meskipun lebih terbatas, menunjukkan bahwa kebijakan moneter global akan lebih longgar, dengan kehati-hatian terhadap risiko ketidakpastian.

Baca Juga:WhatsApp Konfirmasi Meta AI Belum Bisa Diakses di Beberapa Wilayah, Pengguna Kecewa!Mary Jane Veloso Diserahkan ke Filipina, Pemerintah Indonesia Akhiri Proses Hukum yang Panjang

Kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan tentu saja sentimen Bank Indonesia (BI) masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) kemarin memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6% hingga November 2024. Pilihan ini berlawanan dengan proyeksi bahwa BI Rate akan turun.

Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bertepatan dengan ditahannya suku bunga acuan BI.

Dalam konferensi pers pada hari Rabu, 18/12/2024, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, “Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00% pada pertemuan tanggal 17-18 Desember 2024.”

Sementara itu, suku bunga untuk Lending Facility dan Deposit Facility masing-masing sebesar 6,75% dan 5,25%.

Sebelumnya, 15 lembaga dan mayoritas lembaga yang tergabung dalam konsensus CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Sementara itu, enam lembaga lainnya memperkirakan BI akan kembali mempertahankan suku bunga di level 6%.

Baca Juga:Skandal Terungkap! Perusahaan Besar Indonesia Diduga Terlibat Penghindaran PajakTragedi Gaza: 45.000 Warga Palestina Tewas, Wilayah Hancur Total Akibat Serangan Israel

Keputusan untuk mempertahankan suku bunga, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, sejalan dengan tujuan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi tetap terkendali dengan target 2,5% plus atau minus 1% pada tahun 2024 dan 2025 dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Ia menyatakan, “Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak meningkatnya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan AS dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai kawasan,” dalam pemaparan hasil RDG BI, Rabu (18/12).

Namun, Perry menekankan bahwa meskipun bank sentral lebih berhati-hati karena dampak ketidakpastian global terhadap nilai tukar rupiah, masih ada ruang untuk penurunan suku bunga acuan, atau BI Rate.

0 Komentar