Menteri P2MI Kunjungi Desa Ciparagejaya, Apresiasi Kesuksesan Purna PMI

Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding,
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengunjungi Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang.
0 Komentar

KBEonline.id – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengunjungi Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, untuk meninjau keberhasilan salah satu Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal desa tersebut. Kunjungan ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi kepada PMI yang telah sukses membangun kehidupan lebih baik setelah kembali dari luar negeri.

“Ibu Santi adalah contoh nyata PMI yang berhasil. Beliau pernah bekerja di Arab Saudi, Taiwan, dan Hong Kong selama total tujuh tahun, dan kini hidup bahagia bersama suami di Karawang,” ujar Abdul Kadir saat berkunjung ke kediaman Santi pada Kamis (9/1).

Desa Ciparagejaya dikenal sebagai salah satu desa nelayan yang sebagian besar warganya juga bekerja sebagai PMI.

Baca Juga:Polsek Rengasdengklok Lakukan Penyelidikan Mendalam Kasus Limbah Medis di JembatanFKBPPN Menyayangkan Pemerintah Pusat, Satpol-PP Honorer Kecewa, Siap Gugat Pemerintah ke MK

Dalam kunjungan tersebut, Abdul Kadir juga memutuskan untuk menginap di rumah Santi guna merasakan langsung kehidupan masyarakat desa. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan PMI, baik selama bekerja di luar negeri maupun setelah mereka kembali ke Indonesia.

“Ke depan, kami akan menyusun roadmap perlindungan, pelayanan, dan pemberdayaan PMI. Selain itu, kami akan lebih gencar melakukan sosialisasi pemberangkatan PMI secara prosedural untuk mencegah eksploitasi dan ketidakadilan,” tambah Abdul Kadir.

Ia menegaskan, pemerintah akan memberikan sanksi tegas kepada calo atau sindikat yang memberangkatkan PMI secara ilegal.

Santi Nurwatun Janah (35), salah satu Purna PMI yang dikunjungi, membagikan kisah keberhasilannya. Santi pernah bekerja di Arab Saudi selama dua tahun, di Taiwan selama lima tahun, dan di Hong Kong selama satu tahun empat bulan. Kesuksesannya, menurutnya, tidak lepas dari peran orang tua dan suaminya yang selalu mendukungnya.

“Kalau di sana harus giat bekerja, jangan menghamburkan uang. Gunakan untuk kebutuhan keluarga supaya ada bekal saat istirahat di rumah,” ujar Santi.

Kini, ia menjalankan usaha arisan uang keliling, sementara suaminya bekerja sebagai nakhoda kapal.

Santi juga menceritakan pengalamannya bekerja di luar negeri. Ia merasa pelatihan yang diberikan sebelum keberangkatan, seperti pelatihan bahasa dan keterampilan, sangat membantu.

0 Komentar