Abidzar juga menerima banyak reaksi keras karena menggunakan istilah yang menghina “fanatik”, yang dianggap ofensif oleh beberapa penggemar K-pop dan Hallyu.
Kesuksesan yang suram dari A Business Proposal di bioskop menunjukkan pentingnya menanggapi konsumen secara positif dan menghargai ekspektasi penggemar, terutama dalam film adaptasi blockbuster. Penurunan jumlah layar dapat dikaitkan dengan sikap apatis penonton, yang telah dipengaruhi oleh penyebab eksternal seperti kata-kata kontroversial dari aktor utama, Abidzar Al-ghifari.
Ia juga mengklaim dalam wawancara yang berbeda bahwa ia tidak peduli dengan kritik dan protes yang terjadi setelahnya, bahkan menyatakan bahwa para pengkritiknya “tidak akan diundang ke premier nanti.”
Baca Juga:Rupiah Kian Terpuruk! Perang Dagang AS Picu Goncangan EkonomiPenipuan DANA Kaget Marak di Media Sosial! Jangan Klik Sembarang Tautan
Baik Abidzar maupun Falcon Pictures, produser film tersebut, meminta maaf secara terbuka setelah kegemparan tersebut, karena Falcon lebih fokus untuk membicarakan kontribusi kru dalam film tersebut daripada membahas inti dari permasalahan tersebut, sebagian besar penggemar merasa permintaan maaf tersebut tidak cukup serius.
Penolakan dari para penggemar dapat memperburuk hubungan dengan para penonton yang sudah loyal, sehingga mengurangi potensi kesuksesan finansial film tersebut. Permintaan maaf dari Abidzar dan Falcon Pictures seharusnya menunjukkan akuntabilitas dan ketulusan yang lebih besar dalam menangani masalah ini untuk mempertahankan citra film dan keberlanjutan pemutarannya.