Apa Itu Botram? Tradisi Khas Jawa Barat yang Unik Ini Perlu Kamu Tahu!

Botram Tradisi Khas Jawa Barat
Ilustrasi Gambar Botram Tradisi Khas Jawa Barat (orami)
0 Komentar

KBEonline.id – Kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah menjadi identitas unik yang melekat dalam kehidupan masyarakatnya, seolah menyatu dengan budaya dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Salah satu wujud kearifan lokal yang menarik perhatian adalah botram, sebuah tradisi makan bersama yang berasal dari masyarakat Sunda di Jawa Barat. Lebih dari sekadar berbagi makanan, botram menjadi simbol eratnya hubungan kekeluargaan dan persaudaraan di antara para warga.

Salah satu daya tarik utama dari tradisi botram adalah sajian kuliner khas Sunda yang disajikan dengan cara unik. Alas makan berupa daun pisang yang disusun memanjang memberikan nuansa alami dan menambah kenikmatan bersantap. Hidangan yang disajikan biasanya berupa makanan tradisional, seperti nasi liwet, ikan goreng, ikan asin, tempe orek, sambal, kerupuk, dan lalapan segar. Tradisi ini juga mengedepankan kebersamaan, di mana setiap peserta membawa makanan hasil masakan sendiri untuk digabungkan di lokasi berkumpul. Sebelum makan dimulai, sesepuh atau tokoh yang dihormati biasanya memberikan sambutan singkat dan memimpin doa bersama, menjadikan acara ini penuh makna.

Istilah botram sendiri diperkirakan berasal dari kata Belanda “boterham,” yang berarti roti isi mentega dan ham—menu praktis yang sering dibawa saat piknik. Orang Sunda kemudian mengadaptasi istilah ini menjadi botram, yang kini dikenal sebagai tradisi makan bersama di luar rumah dengan suasana santai. Meski asal-usulnya masih menjadi perdebatan, botram telah menjadi bagian penting dari budaya Sunda.

Baca Juga:Mengenal Sejarah Serabi Hijau, Makanan Khas Kabupaten KarawangMengapa Pemudik Tahun Ini Mengalami Penurunan? Apa Penyebabnya?

Hingga kini, tradisi botram tetap hidup dan terus dilakukan oleh masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan. Kepraktisannya menjadi salah satu alasan mengapa tradisi ini masih diminati, daun pisang sebagai alas makan tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menghilangkan kerepotan mencuci piring setelah acara selesai. Menu khas Sunda seperti nasi liwet beraroma rempah, sambal pedas, lalapan segar, hingga ikan asin tetap menjadi pilihan utama dalam acara ini. Bahkan, konsep botram kini banyak diadopsi oleh restoran di kota-kota besar untuk menghadirkan suasana tradisional dalam kemasan modern.

Lebih dari sekadar acara makan bersama, botram adalah sarana untuk mempererat hubungan sosial dan menciptakan momen kebersamaan yang penuh kehangatan. Tradisi ini menghadirkan tawa, cerita, dan kebahagiaan nyata—sesuatu yang sulit ditemukan dalam interaksi melalui media sosial. Melestarikan botram berarti menjaga warisan budaya sekaligus memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas di tengah masyarakat modern. Dengan mempertahankan tradisi ini, kita tidak hanya merawat kekayaan budaya lokal tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang tetap dapat menikmati keindahan dan kehangatan budaya Sunda yang kaya akan makna.

0 Komentar