Tim BRISMA Unsika Raih Hibah Internasional untuk Inovasi Briket Beraroma dari Skam Padi

Tim BRISMA (Briket Sekam Beraroma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).
Tim BRISMA (Briket Sekam Beraroma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) berhasil meraih hibah internasional dari program YSEALI Seeds for the Future 2025. --KBEonline--
0 Komentar

KARAWANG, KBEonline.id – Tim BRISMA (Briket Sekam Beraroma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) berhasil meraih hibah internasional dari program YSEALI Seeds for the Future 2025, sebuah inisiatif dari pemerintah Amerika Serikat yang mendukung pengembangan inovasi anak muda di kawasan Asia Tenggara.

Tim ini mendapatkan pendanaan sebesar 8.000 dolar AS atau setara dengan kurang lebih Rp134 juta untuk mengembangkan inovasi briket berbahan dasar limbah sekam padi.

Dipimpin oleh Ikhwanussafa Sadidan selaku tim leader, proyek ini mengangkat judul Transforming Rice Husk into Aromatic Briquettes.

Baca Juga:Skor 780,61: Kabupaten Bekasi Tembus Kategori Nindya, Apakah Tahun Depan KLA Penuh?Terungkap Nekat Curi Bus, Pria Ini Bikin Kecelakaan Beruntun di Bekasi! Polisi Bongkar Motifnya

Inovasi ini bertujuan untuk memberdayakan petani di Karawang dalam mengelola limbah sekam padi menjadi produk ramah lingkungan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Kami ingin menjadikan sekam padi yang selama ini hanya menjadi limbah, menjadi sumber energi alternatif yang beraroma dan bernilai jual,” ungkap Ikhwanussafa.

Briket yang dikembangkan memiliki keunggulan dalam hal masa pembakaran yang lebih lama serta minim polusi. Selain itu, inovasi aroma menjadi ciri khas produk ini. Tim BRISMA telah menguji coba beberapa varian aroma, seperti kayu manis dan kayu putih.

“Kami juga telah melakukan uji laboratorium di Universitas Padjadjaran untuk memastikan kualitas produk kami,” tambah Fawzy Muhammad Bayfurqon selaku Field Coordinator.

Proses pembuatan briket dilakukan dengan alat sederhana yang kini akan dimodifikasi menggunakan dana hibah.

Sekam padi yang dibeli dari petani diolah melalui proses pengarangan, ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan perekat tepung tapioka, air panas, dan aroma terapi. Campuran tersebut dicetak, dipress, dan dijemur selama 1–2 hari, atau bisa dipercepat dengan oven.

Gagasan awal proyek ini sebenarnya berasal dari mahasiswa Fakultas Teknik Lingkungan Unsika yang sebelumnya gagal lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Baca Juga:Ketua TP PKK Kabupaten Bekasi Soroti Kasus Kekerasan Seksual Anak, Dorong Sosialisasi dan Pendampingan KorbanSayembara Rp30 Juta untuk Temukan Terduga Pelaku Arisan dan Investasi Bodong di Bekasi

Namun, semangat pantang menyerah membawa mereka mencoba kembali melalui inkubator bisnis kampus hingga akhirnya berhasil menembus seleksi hibah internasional.

“Kegagalan itu justru memotivasi mereka untuk mencoba lebih tinggi,” ujar Nurul Amri Komarudin.

Tim BRISMA juga telah menjadi tenant di Mitra Bisnis Unsika, sebagai langkah awal menuju pembentukan startup berbasis pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Ke depan, produk ini akan dipasarkan tidak hanya secara lokal, tetapi juga melalui platform online agar menjangkau pasar yang lebih luas.

0 Komentar