Hiburan atau Luka? Tren Kesenjangan Sosial di Medsos Jadi Sorotan Psikolog

0 Komentar

Akibatnya, banyak remaja mulai mempertanyakan nilai dirinya hanya karena merasa ‘kurang keren’ secara sosial dan finansial.”

Pengguna yang sering mengikuti tren ini biasanya berasal dari dua kelompok: mereka yang memiliki privilese ekonomi dan memamerkannya sebagai bagian dari personal branding, serta mereka yang mencoba membuat parodi atau respons kreatif dari sisi yang lebih sederhana seringkali dengan harapan bisa viral juga.

Pakar media sosial menekankan pentingnya literasi digital yang lebih dalam. Pengguna, terutama remaja, perlu dibekali kemampuan untuk membedakan realitas dan rekayasa konten digital.

Baca Juga:Anak Muda Karawang dalam Bahaya: Ini FaktanyaSiap-siap Bawa Jas Hujan, Prediksi Cuaca Kabupaten Karawang 23 April 2025

Sementara itu, platform juga diharapkan dapat memperkuat sistem kurasi agar tidak hanya mengejar engagement, tetapi juga mempertimbangkan dampak psikososial dari konten yang tersebar luas.

Di balik semua ini, tren kesenjangan sosial bukan sekadar hiburan instan. Ia adalah cermin, kadang buram, dari realitas sosial yang semakin tak bisa disembunyikan di era digital.

0 Komentar