KARAWANG, KBEonline.id — Balai Latihan Kerja (BLK) Karawang terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak sumber daya manusia unggul di bidang kopi. Sejak dibuka pada awal April 2022, program kejuruan barista telah meluluskan ratusan peserta, sebagian besar kini telah bekerja di berbagai kedai kopi di Karawang.
Kepala Jurusan Kejuruan Barista, Muhammad Omar Bradley, yang ditunjuk sejak November 2022, mengatakan pelatihan ini dirancang untuk peserta pemula dengan minat di dunia kopi.
“Peserta pelatihan ini datang dari berbagai latar belakang, rata-rata lulusan SMA dan S1. Banyak yang baru mengenal kopi, bahkan ada yang hanya penasaran. Tapi di sini mereka benar-benar belajar dari dasar,” ujar Omar pada Kamis (24/4).
Baca Juga:Bersihkan Sampah yang Menumpuk, Pemdes Bolang Gelar Kerja BaktiVonis 2 Tahun Dinilai Tak Adil, Jaksa Banding Kasus Soleman
Pelatihan barista di BLK Karawang berlangsung selama 28 hingga 30 hari dengan durasi pelajaran dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Satu paket pelatihan menampung 16 peserta sebagai kuota tetap. Sistem pembelajaran diawali dengan teori dasar seputar kopi, dilanjutkan praktik dasar yang belum menyentuh level advance.
“Kalau ingin pengembangan lebih lanjut, itu sifatnya berbayar. Di sini kami fokus ke pelatihan basic,” tambah Omar.
Dalam proses rekrutmen peserta, BLK menerapkan sistem seleksi yang cukup ketat. Dari puluhan hingga ratusan pendaftar, hanya 16 orang yang diterima per angkatan.
“Rekor tertinggi pernah sampai 220 pendaftar. Tapi tetap kita batasi untuk menjaga kualitas,” katanya.
Selain pelatihan reguler, pada Januari 2025 BLK Karawang juga membuka pelatihan barista khusus untuk penyandang disabilitas atas permintaan langsung dari Bupati Karawang. Sebanyak 9 peserta diseleksi oleh bidang penta sebelum mengikuti pelatihan.
“Ini bagian dari program inklusif. Kita ingin semua kalangan punya kesempatan yang sama untuk berkembang,” jelas Omar.
Baca Juga:Gubernur Jabar Sidak Tambang PT Mas Putih Belitung, Janji Bereskan Kerusakan LingkunganBupati Bekasi Janjikan Insinerator di Setiap Desa, Tapi Ada Risiko Besar di Balik Rencana Ini!
BLK Karawang bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pengajar bersertifikat dari luar dan praktisi kopi lokal. Meski belum ada nota kesepahaman (MoU) resmi, Omar menyebut selama ini pemasaran lulusan dilakukan melalui jejaring komunitas dan penggiat kopi Karawang.
“Kami sadar, tantangan ke depan adalah memperkuat kemitraan dengan pelaku industri kopi yang lebih besar,” ujarnya.
Meski begitu, Omar mengakui waktu pelatihan yang hanya sebulan belum sepenuhnya ideal.