KBEonline.id – Buah tin yang juga dikenal dengan nama buah ara, merupakan salah satu buah yang memiliki makna khusus karena disebutkan dalam Al Quran. Tanaman ini telah dibudidayakan oleh manusia sejak ribuan tahun lalu dan populer di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika dan Eropa.
Menurut sumber Britannica, buah tin memiliki nama ilmiah Ficus carica dan termasuk dalam keluarga murbei (Moraceae). Asalnya berasal dari wilayah yang membentang dari Turki Asiatik hingga India utara, namun kini tumbuh subur di banyak negara Mediterania dengan iklim hangat.
Pohon tin adalah salah satu tanaman tertua yang dibudidayakan manusia. Penanaman buah ini meluas di sekitar Laut Aegea dan wilayah Levant. Di Yunani kuno, buah tin menjadi makanan pokok dan bahkan menjadi hidangan khusus di meja makan publik orang Spartan. Dalam mitologi Romawi, buah tin dianggap suci dan digunakan dalam ritual keagamaan yang dipersembahkan kepada dewa Bacchus.
Baca Juga:Suhu Arab Saudi Tembus 46 Derajat, Jamaah Haji Indonesia Diminta Minum Air Jam-jam Tiap 10 MenitRekomendasi Film Paling Seru di Bioskop Mei 2025: Blockbuster, Live-Action, hingga Drama Musikal
Secara fisik, pohon tin adalah semak atau pohon kecil yang tingginya bisa mencapai 1 hingga 12 meter. Daunnya lebar dan kasar, dan saat batang atau daun terluka, akan keluar getah putih (lateks). Buah tin yang bisa dimakan sebenarnya adalah kumpulan bunga terbalik yang disebut syconium, berisi biji kecil dan dilapisi polong berbentuk buah pir.
Warna buah tin bervariasi tergantung varietasnya, mulai dari putih, hijau, merah, hingga ungu kehitaman. Buah ini telah lama dibudidayakan di Timur Tengah dan kini juga tumbuh di negara-negara beriklim panas dan kering seperti Yunani, Portugal, Turki, dan Spanyol, yang menjadi produsen utama buah tin di dunia.
Dengan sejarah panjang dan keunikan biologisnya, buah tin bukan hanya simbol keberkahan dan kesehatan, tetapi juga bagian penting dari tradisi dan budaya berbagai masyarakat di seluruh dunia.
(Vionisya Citra)