BEKASI, KBEonline.id – Penerapan jam malam yang digaungkan sebagai langkah menekan aksi kriminalitas remaja di Kabupaten Bekasi belum menunjukkan hasil menggembirakan. Tawuran antar kelompok pelajar masih kerap terjadi dan bahkan menimbulkan korban jiwa.
Aksi terbaru terjadi di Jalan Pulo Timaha, Babelan, Senin (9/6). Sebanyak sembilan remaja diamankan usai terekam kamera pengawas terlibat tawuran sambil membawa senjata tajam. Beberapa hari berselang, Kamis (13/6) dini hari, seorang warga bernama AD (30) tewas saat berusaha melerai bentrokan pelajar di Desa Jatireja, Cikarang Timur.
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mengakui penerapan jam malam belum berdampak signifikan. Meski demikian, ia menyebut situasi tawuran masih dalam batas terkendali.
Baca Juga:Sinopsis No.1 Sentai Gozyuger episode 17 – Shine Brightly! No.1 Sports Day!Aru Majo ga Shinu Made episode 12: Sinopsis, Jadwal & Spoiler
“Kita juga disini komunikasi dengan kepolisian bahwa untuk ketentraman dan ketenangan masyarakat Kabupaten Bekasi, kita sebagai pemerintah memfasilitasi apa yang menjadi keperluan anggota-anggota yang sedang mengamankan setiap malamnya,” ujar Ade kepada Cikarang Ekspres, Minggu (15/6).
Menurut Ade, imbauan jam malam merupakan arahan dari Gubernur Jawa Barat. Pemkab Bekasi telah menyampaikan kebijakan ini secara lisan kepada para camat, lurah, dan kepala desa dalam berbagai kegiatan resmi.
“Saya secara lisan baru sampaikan sambutan di mana-mana itu apa yang menjadi program provinsi maupun pusat saya sampaikan. Kejahatannya signifikan turun, kemiskinan nya juga kita tekan untuk turun, pembangunan nya kita naik kan. Semuanya yang kita cita-cita kan masyarakat Kabupaten Bekasi mudah-mudahan wasilahnya program Bupati tapi hakikatnya allah SWT akan mengiringi doa kita bersama,” ungkapnya.
Meski tawuran meningkat, Ade mengklaim angka kriminalitas secara umum justru menurun. Ia mencontohkan penurunan kasus pencurian kendaraan bermotor.
“Alhamdulillah, dalam sebulan terakhir hanya ada empat kasus begal motor. Biasanya bisa empat kasus per minggu,” pungkasnya.
Kendati demikian, masyarakat mendesak agar kebijakan jam malam tak hanya sekadar imbauan, melainkan diperkuat dengan pengawasan, patroli rutin, dan pendekatan persuasif kepada kalangan remaja. Tanpa langkah konkret, dikhawatirkan korban jiwa akibat tawuran akan terus berjatuhan. (Iky)