KBEonline.id — Di tengah geliat Karawang sebagai kawasan industri modern, berdiri kokoh sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu awal penyebaran Islam di Tanah Jawa.
Masjid Agung Karawang, yang juga dikenal dengan nama Masjid Agung Syekh Quro, menjadi salah satu peninggalan berharga yang merekam jejak panjang peradaban Islam di Nusantara.
Masjid yang terletak di Jl. Alun-Alun Barat No. 1, Kelurahan Karawang Kulon, Kabupaten Karawang ini bukan sekadar tempat ibadah bagi umat Islam.
Baca Juga:Tidak Hanya Mewah dan Ikonik, Ini Alasan Coach Wajib Kamu Kunjungi di Grand Outlet KarawangKarawang Barat Dominan, Borong Juara di FLS3N SD 2025
Lebih dari itu, bangunan tersebut merupakan peninggalan monumental dari seorang ulama besar, Syekh Hasanuddin, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Quro.
“Masjid ini dibangun pertama kali pada tahun 1418 M, bahkan sebelum Masjid Agung Demak berdiri. Inilah yang menjadikan Masjid Agung Karawang sebagai masjid tertua di Pulau Jawa,” ujar Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Karawang, Obar Subarja.
Sejarah Masjid Agung Karawang tak bisa dilepaskan dari perjalanan dakwah Syekh Quro. Putra dari ulama besar asal Campa, Syekh Yusuf Sidik, ini sempat berdakwah di Cirebon sebelum akhirnya kembali ke Malaka akibat tekanan dari penguasa Pajajaran.
Di Malaka, Syekh Quro kemudian membina seorang murid istimewa, Nyi Subang Larang, sosok perempuan tangguh yang kelak akan berperan besar dalam sejarah Islam di tanah Sunda.
Perjalanan Syekh Quro bersama Nyi Subang Larang kemudian membawa mereka kembali ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bunut, Karawang.
Di sanalah cikal bakal Masjid Agung Karawang bermula. Sebuah mushola sederhana berikut pesantren dibangun dan dikenal sebagai Pesantren Quro.
“Di sini, Syekh Quro mendirikan pusat dakwah Islam pertamanya di tanah Jawa,” tambah Obar.
Baca Juga:Warga Kota Karawang Harus Waspada, 4 Rumah di Karawang Barat Ludes Terbakar, Diduga Akibat Konsleting ListrikBuat Kamu yang Gandrung Fashion Klasik, Yuk Intiip Brand Amerika Kate Spade di The Grand Outlet Karawang
Namun, perjalanan dakwah Syekh Quro tidak selalu mulus. Raja Pajajaran kala itu, Prabu Angga Larang, mengutus putranya, Pangeran Pamanah Rasa, untuk menutup pesantren tersebut.
Takdir berkata lain, sang pangeran justru terpikat oleh Nyi Subang Larang, yang dikenal sebagai hafizhah Al-Qur’an bersuara merdu.
“Pernikahan keduanya menjadi tonggak penting penyebaran Islam di tanah Sunda,” ujar Obar.