KBEonline.id – PT Bank Amar Indonesia Tbk. (“Amar Bank”) kini mulai melirik industri kreatif seperti industri perfilman nasional yang dinilai menunjukkan perkembangan pesat sepanjang satu tahun terakhir.
Amar Bank melihat bahwa posisi film dalam sistem ekonomi kreatif semakin strategis, sehingga dibutuhkan dukungan dari ekosistem pendukung, seperti solusi keuangan digital yang kian relevan.
Komitmen ini diwujudkan melalui keterlibatan aktif Amar Bank sebagai mitra utama JAFF Market 2025, forum utama industri film Indonesia.
Baca Juga:BKPSDM Karawang Lakukan Desk Verifikasi Usulan PPPK Paruh Waktu dari 63 OPDParkir Liar di Halaman Bank BCA Galuh Mas Ditarik Rp10 Ribu, Satpol PP dan Dishub Lakukan Sidak
Dalam ajang ini, Amar Bank membawa inovasi keuangan digital lebih dekat ke ekosistem kreatif, khususnya perfilman, demi membuka peluang lebih luas bagi pertumbuhan inklusi keuangan di sektor ekonomi kreatif.
Langkah ini sejalan dengan upaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta OJK dalam memperkuat kontribusi sektor kreatif terhadap ekonomi digital nasional .
Sepanjang Januari–Juli 2025, tujuh dari sepuluh film terlaris di bioskop Indonesia adalah produksi lokal (Cinepoint.com), mencerminkan dominasi karya anak bangsa dan meningkatnya minat terhadap konten lokal.
Di sisi lain, sektor ekonomi kreatif menyumbang lebih dari Rp1.500 triliun terhadap PDB nasional pada 2024 dan ditargetkan meningkat hingga 8% dalam lima tahun (Kemenparekraf).
Pertumbuhan industri film juga terlihat dari ekspansi pasar, seperti keberhasilan Jumbo dan Agak Laen menembus internasional, serta kontribusi OTT yang memperpanjang siklus komersial film.
Indonesia pun menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk streaming anime dan VOD dengan pendapatan USD 552 juta (Variety.com).
Kolaborasi lintas sektor turut menguat, tercermin dalam aktivasi IP lokal seperti film Jumbo di kereta api, memperluas jangkauan pasar dan memperkuat koneksi antar industri.
Baca Juga:BPBD Karawang Imbau Warga Pesisir dan Bantaran Sungai Waspadai BanjirKabupaten Bekasi Siap Gratiskan Tunggakan PBB, Ringankan Beban Ekonomi Warga
Mira Lesmana, Produser dan Pemilik Rumah Produksi Miles Film, menegaskan pentingnya pemahaman menyeluruh dari cerita hingga pemasaran agar produksi berjalan dalam ekosistem yang sehat.
“Selain menciptakan suasana produksi kondusif, sineas harus peka terhadap pasar, menyesuaikan skala produksi, dan mengkomunikasikan potensi film secara realistis kepada investor,” jelasnya
Menurut Mira, keberlanjutan karya juga membutuhkan perencanaan matang, terutama aspek finansial. “Riset pasar dan kemitraan sejak awal adalah landasan penting agar produksi tidak menemui tantangan besar. Setiap proyek harus disesuaikan dengan kapasitas, mengenali target penonton, dan mengelola risiko dengan bijak,” tambahnya.