KBEONLINE.ID – Gunung Sanggabuana adalah salah satu tempat wisata alam yang masih dianggap tersembunyi di Jawa Barat, khususnya di wilayah Kabupaten Karawang yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Meskipun tidak terlalu tinggi, gunung ini memiliki pesona alam yang luar biasa dan keanekaragaman hayati yang luar biasa yang patut dijaga dan dikunjungi.
Gunung Sanggabuana ini berada di ketinggian sekitar 1.291 meter diatas permukaan laut (mdpl). Keindahan alam dan ekosistemnya membuat gunung menarik.
Salah satu aspek yang paling menakjubkan dari Gunung Sanggabuana adalah keberadaan satwa-satwa langgka yang menghuni di wilayahnya. Hutan dikawasan ini menjadi habitat bagi belasan macan tutul Jawa, terdiri dari macan tutulbiasa dan macan kumbang.
Baca Juga:10 Sekolah Swasta Terbaik di Bekasi: Pilihan Tepat untuk Masa Depan Anak10 Sekolah Swasta Terbaik di Bekasi: Pilihan Tepat untuk Masa Depan Anak
Selain itu juga, ada penemuan ular Naga Jawa, ular langka yang sisiknya memiliki pola unik menyerupai gerigi membuatnya mendapat julukan “naga”dalam mitos lokal.
Tak hanya itu, pengamatan juga mencatat ada satwa lain seperti elang brontok, kancil, dan kucing hutan.
Gunung Sanggabuan memiliki nilai budaya dan spiritual selain sebagai tempat wisata alam dan ekowisata. Di wilayah gunung ini, ada sekitar empat belas makam keramat yang sering dikunjungi oleh peziarah lokal. Pengalaman ke Sanggabuana menjadi lebih kaya dan kompleks Ketika wisata alam dan ziarah digabungkan.
Di Gunung Sanggabuana kamu bisa hiking melalui beberapa jalur. Kalau kamu lewat jalur Karawang terbilang cukup terjal, tetapi cepat dan jelas rutenya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam untuk sampai ke puncaknya.
Ada juga beberapa air terjun, dan banyak pelajar lokal Indonesia datang untuk mengunjungi air terjun pada akhir pekan. Ada Curug Cikoealngkak, yang juga dikenal sebagai Curug Bandung, dan Curug Cigentis.
Tips buat kamu yang mau berkunjung ke Gunung Sanggabuana:
- Persiapkan fisik dan perlengkapan alam (sepatu hiking, pakaian lapis, alat navigasi, dan obat-obatan dasar). Jalur pendakian dan rute alamnya masih alami dan bisa menantang.
- Selalu patuhi prinsip “tidak merusak alam”, bawa kembali sampah, hindari merusak vegetasi, dan jangan mengganggu satwa liar.
- Gunakan pemandu lokal atau pendaki berpengalaman bila memungkinkan, terutama untuk pertama kali mengunjungi jalur ini.
- Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat musim kemarau agar jalur lebih aman dan minim risiko terpeleset atau banjir kecil.
- Karena ada makam keramat, hormati nilai budaya lokal dan aturan yang berlaku di area tersebut.
- Jika memungkinkan, konfirmasi izin lokal atau berkoordinasi dengan pengelola atau komunitas konservasi setempat, terutama bila tujuannya eksplorasi alam atau pemotretan khusus.