Mengunjungi Lagi Kampung Cilempung Karawang, Dulu Dicap Kampung Begal Berubah Jadi Kampung Batik

Ist
Desa Pasirjaya di Kecamatan Cilamaya Kulon, selain idenytik dengan Pantai WIsata Tanjungbaru, juga identik dengan stigma kampung begalnya yang sadis di Dusun Cilempung. Namun, tak banyak orang yang tahu Jika desa di ujung utara Karawang itu, menyimpan budaya religius yang sangat tinggi.
0 Komentar

“Ingat, sekurus-kurusnya ikan, pasti ada dagingnya. Sejelek apa pun Desa Pasirjaya, pasti ada sisi baiknya,” ucapnya.

“Jangan pandang sebelah mata, dengan hanya melihat buruknya saja,” tukasnya.

Pengurus Majelis Sobiqul Khoerot itu mengungkapkan, kekesalannya memuncak saat ia hendak membeli peci baru di salah satu toko pakaian muslim di luar desa. Ismail yang mengaku sebagai santri dari Desa Pasirjaya, justru mendapat justifikasi yang tak mengenakan dari pemilik toko tersebut.

Baca Juga:Presiden Prabowo Serius Bangun Pengolahan Sampah Jadi Tenaga Listrik di Bekasi, KLH Kunjungi TPA BurangkengDedi Mulyadi Perintahkan ASN Donasi Rp 1 Ribu Per Hari Usai Heboh Warga Bekasi Ramai-ramai TF ke Kas Daerah

“Beli peci buat apa pak? Emang ada orang baik yang di desa itu (Pasirjaya,red) ?,” kata Ismail, menirukan ucapan penjual peci.

Ditambahkan Ismail, ia bersama pemuka agama di Dusun Ceah, satu dekade terakhir menggelar pengajian rutin. Dengan tujuan mengenbalikan marwah dan nama baik Desa Pasirjaya. “Ada pro kontra itu wajar, yang penting semangat kesatuan dan persatuan, harus kita junjung tinggi. Untuk nama baik Desa Pasirjaya,” tegasnya.

Sementara, tokoh masyarakat Dusun Ceah, Marno Sumarno mengaku, gebrakan demi gebrakan yang terus digalakan oleh para ulama desa, terutama di Dusun Ceah, mulai terasa hasilnya. Masjid-masjid yang mulanya sepi, kini sudah padat jama’ah salat wajibnya. Anak-anak remaja yang kerap berkeliaran di waktu malam, kini sudah disibukan dengan kegiatan pengajian di majelis-majelis yang ada di Dusun Ceah.

“Harapan kami, warga Desa Pasirjaya terus semangat, untuk mengembalikan citra baik desa kita,” ujarnya. “Mudah-mudahan, dengan kekuatan persatuan dan kesatuan, para mubaligh, para dai, dan tokoh masyarakat. Nama baik Desa Pasirjaya kembali seperti sedia kala,” pungkasnya.

Tokoh masyarakat di Desa Pasirjaya, Idris mengungkapkan, mengembalikan nama baik Desa Pasirjaya tak semudah mengembalikan telapak tangan. Dengan memperbanyak kegiatan keagamaan, kata Idris, diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang memiliki akhlakul karimah.

“Banyak santri kita yang mondok di luar sana. Mereka jadi pemberita warga di luar. Ini loh, di Desa Pasirjaya, ada kita warga Dusun Ceah yang religius,” katanya.

Sementara, Tokoh Agama setempat, Ustaz Mahmuri menceritakan, Desa Pasirjaya punya 1001 santri. Di mana dari awal pekan hingga akhir pekan, hari-harinya tak lepas dari pengajian dan jamiyahan

0 Komentar