Warga Bantaran Citarum Karawang Perlu Alat Deteksi Banjir dan Rumah Aman Pengungsian

Ist
Di bawah jembatan lama Sungai Citarum, kawasan RT 22 RW 08 Dusun Krajan, Telukjambe Timur, kehidupan warga akrab dengan deru air dan kecemasan musiman
0 Komentar

KARAWANG — Di bawah jembatan lama Sungai Citarum, kawasan RT 22 RW 08 Dusun Krajan, Telukjambe Timur, kehidupan warga akrab dengan deru air dan kecemasan musiman. Cicih (64), satu dari puluhan warga yang bermukim di bantaran sungai, mengaku sudah beberapa hari terakhir merasakan kenaikan debit air akibat intensitas hujan.

“Sekarang mah nggak naik katanya, kan udah pake beko beberapa hari ini. Air naik terus apalagi musim hujan, tapi nggak pernah sampai ke dalam rumah,” ujarnya.

Meski genangan belum memasuki rumah, kecemasan tetap mengintai. Cicih mengatakan tidak pernah ada imbauan dari BPBD setempat terkait potensi banjir maupun langkah antisipasi.

Baca Juga:Italia Terpuruk Dihajar Haaland cs 4-1, Prancis Melaju ke Piala Dunia 2026JANGAN BINGUNG Bayar Pajak Kendaraan, Petugas di Samsat Karawang Proaktif Melayani

“Tidak ada (peringatan banjir,red). Kalau air naik terus, tidak tahu ngungsi ke mana ibu mah. Gimana anak saja” ungkapnya.

Minimnya informasi membuat warga hanya mengandalkan pengalaman dan insting saat menghadapi kenaikan air secara tiba-tiba.

Selain ancaman banjir, Cicih juga menghadapi persoalan lain saat musim hujan tiba. Kawasan lembap di bawah jembatan membuat ular kerap muncul.

“Aman sih kalau hujan, tapi suka ada uler-uler. Kadang masuk deket rumah,” ujarnya. Bagi warga yang hidup bertahun-tahun di area rawan ini, kehadiran binatang liar hampir dianggap biasa, meski tetap menimbulkan ketakutan.

Cicih juga bercerita bahwa ia pernah didaftarkan untuk bantuan sosial. Namun, harapan itu pupus ketika ia mengetahui bahwa tahun kelahirannya di data petugas tercatat salah.

“Tahun lahir ibu diubah lebih muda, jadi 1973. Padahal seharusnya 1962. Jadinya nggak dapet bantuan,” keluhnya. Kesalahan administrasi itu membuatnya harus kembali bergantung pada kemampuan sendiri tanpa bantuan pemerintah.

Di titik lain Sungai Citarum, tepatnya di bawah jembatan Dusun Jatimulya 4 RT 02 RW 05, kondisi serupa juga dirasakan warga. Sebanyak lima kepala keluarga bermukim di area yang tak jauh dari permukaan air. Mereka sudah terbiasa melihat banjir datang dan pergi, seolah menjadi bagian dari siklus hidup yang harus diterima.

Baca Juga:JANGAN LUPA, Hari Ini Mulai Operasi Kendaraan Besar-besaran, Bawa SIM – STNK Helm dan Tertib di Jalan RayaSOSOK Julio Cesar Correa, Bek Tangguh Persib Pemenang Copa Libertadores

Salah satu warga mengatakan bahwa banjir masih terjadi meski kini tidak sedalam tahun-tahun sebelumnya.

0 Komentar