Apa Benar Ketika Sudah Menikah Rasa Cinta Bisa Hilang? Ketahuilah Penyebabnya Agar Kamu Bisa Memperbaikinya

Apa Benar Ketika Sudah Menikah Rasa Cinta Bisa Hilang? Ketahuilah Penyebabnya Agar Kamu Bisa Memperbaikinya
0 Komentar

KBEONLINE.ID- Ketika sudah lama menikah apakah bisa cinta itu hilang, banyak penyebab yang menjadi dampak kenapa cinta bisa hilang dalam sebuah hubungan pernikahan., untuk mengetahuinya simak penjelasannya dibawah ini.

Tentunya kita tak ingin membiarkan cinta yang hilang menjadi problema di dalam pernikahan bukan? Sayangnya banyak yang menganggap soalan ausnya cinta ini adalah hal wajar. “Namanya juga sudah tua,” dan alasan sejenis seringkali diutarakan.

Ya, memang sih cinta bukanlah satu-satunya alasan dalam pernikahan. Tetapi cinta adalah bumbu yang bisa membuat pernikahan tetap bergelora dan tumbuh berkembang. Hmm, tapi sebenarnya apa ya yang membuat rasa cinta bisa hilang?

Kenapa Rasa Cinta Bisa Hilang?

Baca Juga:Kebiasaan Yang Tanpa Sadari Sering Dilakukan Bikin Cepet Keriputan, Awas Hindari Hal Ini!Tips Makeup Untuk Usia 50 Tahun Menyamarkan Kerutan

Sama halnya dengan iman, perasaan cinta pun tak abadi. Ada kalanya naik, ada kalanya turun. Jarang berada pada titik yang sama setiap harinya. Bahkan cinta yang stagnan saja bisa jadi terasa membosankan. Lantas apa sebenarnya yang membuat cinta memudar di antara pasangan suami istri?

Komunikasi yang Tidak Lancar

Ketika waktu bertemu dengan pasangan, hanya tinggal sisa tenaga. Akhirnya mau ngobrol pun nggak sempat.

Akhirnya karena capek berkonflik, lebih memilih untuk saling diam tanpa sapa. Terlihat adem ayem di luar, tapi sebenarnya rapuh di dalam. Banyak kata yang tak keluar, banyak rasa yang tak tersampaikan.

Waktu Menghambarkan Rasa

Seiring waktu berjalan, ditambah tidak adanya waktu berduaan dan komunikasi pun buntu, lama-lama gelora di hati tak lagi terasa. Anyep. Pernikahan berjalan hanya berdasarkan tanggungjawab, bukan karena masing-masing masih saling membutuhkan satu sama lain.

Realitas dan Rutinitas Hidup

Pernikahan berbeda pada saat pacaran. Bukan lagi sekadar nongkrong dan ngobrol bareng, membicarakan yang indah-indah. Saat pernikahan, pasangan mau tak mau harus menghadapi realita bahwa ada cicilan ini dan itu yang kudu dibayar, tetangga yang kadang bikin senewen, atau kerabat yang julid nanyain kapan punya anak dan kapan si kakak dikasih adik lagi.

0 Komentar