Iran Ajukan Embargo Minyak ke Israel Sebagai Ganjaran Agresinya ke Palestina

Iran Ajukan Embargo Minyak ke Israel di KTT OKI
Iran Ajukan Embargo Minyak ke Israel di KTT OKI
0 Komentar

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) 2023 di Riyadh, Arab Saudi, Iran ajukan embargo minyak ke Israel. Iran menegaskan dukungan terhadap hak-hak rakyat Palestina dan menganggap rezim Zionis sebagai rezim palsu, perampas, dan tanpa identitas.

Melansir CNBC, Presiden Iran Ebrahim Raisi terus mendesak negara-negara ISlam untuk memberikan sanksi pada Israel.

“Tidak ada cara lain selain melawan Israel, kami mencium tangan Hamas atas perlawanannya terhadap Israel,” kata Raisi dalam pidatonya di pertemuan puncak gabungan Islam-Arab di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), pada Senin (13/11/2023).

Baca Juga:Dijamin Berhasil, Tips Hidup Hemat Menggunakan Skala PrioritasTips Memulai Financial Freedom untuk Masa Tua yang Nyaman

“Sejak awal kemenangan Revolusi Islam, Iran sudah mempunyai pendapat yang jelas mengenai hak-hak rakyat Palestina, dan di sisi lain selalu menganggap rezim Zionis sebagai rezim palsu, perampas, dan tanpa identitas,” tambahnya mengutip dari Middle East Monitor.

Iran ajukan embargo minyak ke Israel sebagai respons terhadap konflik ini, tetapi beberapa negara Arab menolak usulan ini. Negara-negara Arab dan Muslim menentang pengakuan militer Israel sebagai organisasi teroris dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.

Iran juga menyampaikan tuntutan lainnya, termasuk berhenti menyerang Gaza, pencabutan pengepungan, penarikan pasukan, penetapan Israel sebagai organisasi teroris, dan pemutusan hubungan diplomatik.

Adapun negara Arab yang menolak usulan ini yaitu Arab Saudi, Mesir, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Yordania. Negara-negara tersebut yang telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel menyatakan pentingnya menjaga hubungan terbuka dengan Israel, meskipun masih terdapat ketegangan terkait konflik Israel-Palestina.

Meskipun  menolak usulan tersebut, mayoritas negara Arab dan Muslim tetap mendorong solusi dua negara di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan.

0 Komentar