Nelayan Ngadu Soal Kompensasi Pertamina

Nelayan Ngadu Soal Kompensasi Pertamina
Cellica Nurrachadiana
2 Komentar

Cellica: Selesai Kampanye, Kita Tagih!

KARAWANG– Musibah bagi para nelayan di pantai utara Karawang tak kunjung berhenti. Setelah bencana kebocoran minyak YYA-1 terjadi dan menghilangkan mata pencaharian mereka. Kini di situasi pandemi Covid-19, harga hasil tangkapan nelayan menjadi anjlok.

Di situasi paceklik seperti ini, Para nelayan hanya bertumpu pada dana kompensasi dari Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ. Sebagai bentuk ganti rugi pada nelayan, atas musibah kebocoran minyak bulan Juli 2019 lalu. Namun, hingga pertengahan bulan Oktober 2020 ini. Dana kompensasi yang belum diketahui jumlah nominalnya itu belum juga turun. Tak sabar menanti jawaban dari pihak PHE-ONWJ. Para nelayan di Pasirputih pun mengadu kepada Calon Bupati petahana, Cellica Nurrachadiana.

“Kami sedang susah bu. Melaut ga bisa, penghasilan ga ada. Tapi bayar bank emok mah ga bisa libur bu. Tolong di tegur Pertamina, supaya kompensasi cepat cair,” ungkap seorang nelayan, ditengah sesi tanya jawab Kampanye Cellica, di Kampung Pasirputih, Desa Sukajaya, Cilamaya Kulon. Jumat, (16/10/2020) lalu.

Baca Juga:Saatnya Majukan Sepakbola Karawang!PLTS Atap Cikarang Bisa Kurangi Emisi Karbon

Kepada KBE, Ketua Kelompok Nelayan Pasirputih, Sahari mengungkapkan, kondisi nelayan di Pasirputih saat ini sedang memperihatinkan. Di tengah tak adanya penghasilan seperti sekarang, para nelayan hanya bisa berharap angin segar dari kompensasi PHE-ONWJ.

“Kondisinya memang sedang paceklik. Harga rajungan anjlok. Banyak yang ga melaut,” kata Sahari, Minggu, (18/10/2020) kemarin.

Setiap hari, kata Sahari, istri-istri nelayan yang notabene seorang pengrajin perikanan, selalu bertanya kapan kompensasi itu cair.

Sahari yang merupakan ketua kelompok nelayan. Selalu jadi sasaran dari pertanyaan tersebut. Padahal, ia juga mengaku tak tau banyak kapan waktu pencairan dana kompensasi itu.

“Harusnya kan tim pokja sosialisasi. Atau bertanya ke pihak desa yang melakukan pendataan. Bukan ke kami saja,” ujarnya.

Menurut Sahari, ada sejumlah faktor yang membuat pencairan dana kompensasi ini menjadi lambat. Salah satunya, membeludaknya data susulan dari profesi lain di Kampung Nelayan Pasirputih. Sehingga, pihak Pertamina harus kembali melakukan validasi data melalui uji petik.

“Data yang gelombang A dengan B sudah betul. Bahkan, sudah ada yang menerima pencairan kemarin. Nah yang gelombang C ini ko membeludak, ini ada apa?,” ungkapnya.

2 Komentar