**Giliran Wilayah Hilir Terdampak Banjir KARAWANG– Banjir yang menenggelamkan ribuan rumah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cilamaya, perlahan surut. Kamis, (27/2/2020) kemarin. Namun, disaat tiga desa di hulu surut, air kiriman kini justru menenggelamkan dua desa paling hilir di Cilamaya. Yaitu, Desa Muara dan Desa Muara Baru. Kepala Desa Muara, Iyos Rosita mengatakan, penyebab banjir di Desa Muara dan Muara Baru tak lain karena jebolnya tanggul kali bawah dan Sungai Cilamaya, yang sudah tak mampu lagi menahan debit air. “Tanggul kali pada jebol. Kami sudah berusaha tambal dengan pasir dan karung. Tapi tetap air tak terbendung,” terang Iyos, Kamis, (27/2/2020). Dampaknya, sambung Iyos, sekitar 1007 jiwa dan 263 rumah dari 349 kepala keluarga, terdampak banjir. Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam sekitar 250 hektare tambak ikan bandeng milik warganya. “Kerugian jelas ada. Kalau di estimasi Muara dan Muara Baru, itu miliaran rupiah,” katanya. Sementara, Kepala Desa Muara Baru, Ato Sukanto menuturkan, petambak ikan dan pemilik empang di Desa Muara Baru mengalami kerugian yang sangat besar akibat banjir tahun ini. Pasalnya, saat banjir menerjang. Para petambak akan melakukan panen ikan bandeng yang sudah matang. Namun, sebelum panen, ikan-ikan itu lepas karena tersapu banjir. “Kerugiannya berapa? Miliaran! Sudah tak terhitung lagi berapa ton ikan yang lepas,” keluhnya. Ato bilang, banjir yang terjadi kali ini merupakan yang terparah. Pasalnya, 300 hektare empang siap panen tersapu air banjir. Alhasil, ikan-ikan lepas dan berkeliaran bebas di area terdampak banjir. “300 hektare empang, 150 hektare sawah, dan 230 rumah warga terendam,” ujar Ato, saat dihubungi via pesan singkat Whatsapp. “Keluhan petambak sudah kami tampung. Melalu ketua kelompok, nanti kita akan melapor ke Dinas Perikanan Karawang,” timpalnya. Tak hanya di Desa Muara dan Muara Baru. Banjir Cilamaya juga merambah sampai ke Desa Rawagempol Wetan, yang notabene tak pernah terdampak banjir. Kepala Desa Rawagempol Wetan, yang juga Ketua IKD Cilamaya Wetan, Udin Abdulgani mengatakan, akibat air kiriman dari berbagai wilayah hulu ke hilir. Sebanyak 158 rumah dan 680 jiwa terdampak banjir. “Tapi alhamdulillah sekarang perlahan mulai surut. Bantuan juga mulai berdatangan,” pungkasnya. (wyd/mhs)