Proyek KCIC Ganggu Petani

Proyek KCIC Ganggu Petani
PROTES PETANI: Sejumlah petani Plered melakukan protes ke pengembang proyek kereta cepat, karena saluaran air mereka tertutup proyek.
0 Komentar

Saluran Air Tertutup, Pihak Pengembang Dikecam

PURWAKARTA-Sejumlah petani di Desa Cibogohilir Keccamatan Plered Kabupaten Purwakarta, meminta pihak pengembang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk melakukan perbaikan saluran air yang diduga rusak akibat aktivitas proyek di sekitar hulu saluran air atau tepatnya di kampung Cimenteng Desa Sempur Kecamatan Plred.

Salah seorang petani, Wardi mengatakan, akibat putusnya aliran air tersebut, puluhan hektar sawah tidak mendapatkan pasokan air, sehingga kurang lebih dua tahun terakhir atau sejak dimulainya pengerjaan proyek KCIC, petani di sepanjang saluran air tersebut tidak bisa bertani seperti sebelumnya. Padahal masyarakat disekitar saluran air itu atau warga Desa Cibogohilir, mayoritas menjadi petani dan selama ini menggantungkan hidupnya dari bertani.
“Ini sama dengan mau membunuh sumber kehidupan kami. Sedangkan masyarakatnya saja saat ini belum mati. Untuk itu saya akan terus berjuang untuk saluran air ini bisa kembali normal dan dapat mengairi lahan pertanian kami,” kata Wardi di area proyek KCIC, Selasa (21/7/2020).
Saluran air yang dimaksud diketahui melintasi area pesawahan di sejumlah desa di Kecamatan Plered, seperti Desa Sempur, Cibogogirang, Cibogohilir hingga Desa Palinggihan.
Abah Wardi percaya, para petinggi proyek KCIC tidak akan membiarkan dampak dari proyek nasional tersebut merugikan masyarakat.
“Dari atasnya sudah benar, lahan yang kena proyek dibayar, sampai tanaman sekecil apapun diperhatikan. Tapi ini jelas- jelas saluran air yang merupakan sumber kehidupan, kok malah diruksak,” cetusnya.
Diketahui, sebelum para petani mendatangi lokasi proyek KCIC, sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Purwakarta sempat mendatangi lokasi yang sama. Kedatangan para wakil rakyat tersebut untuk melihat langsung dampak dari proyek KCIC serta mendengar langsung keluhan para petani.
“Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi. Seharusnya, jika memang saluran ini harus digusur, pihak pengembang harus menyediakan saluran air penggantinya. Untuk itu kami dari komisi 3 DPRD akan mengundang pihak pengembang dan duduk bersama untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak,” tegas Anggota Fraksi Partai Gerinda DPRD Purwakarta, Andriyani.

0 Komentar