Proyek Puluhan Juta BBWS Mubazir

Proyek Puluhan Juta BBWS Mubazir
BANJIR CILAMAYA: Proyek bernilai puluhan juta itu dinilai warga hanya menghamburkan uang negara. Karena usia dari bronjong penahan tanggul itu terbilang sangat singkat. 
0 Komentar

Bronjong Penahan Tanggul Sungai Cilamaya Hanyut

KARAWANG- Pada tahun 2018 silam, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) membangun bronjong penahan tanggul Sungai Cilamaya di Desa Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan. Proyek bernilai puluhan juta itu dinilai warga hanya menghamburkan uang negara. Karena usia dari bronjong penahan tanggul itu terbilang sangat singkat. 
Dibangun sekitar bulan November 2018. Bronjong yang dibuat dengan material batu dan kawat itu usianya hanya dua tahunan saja. Pasalnya, banjir besar yang melanda Desa Cilamaya pada awal dan akhir tahun 2019 silam membuat sebagian material batu hanyut terbawa arus. Kemudian diperparah oleh banjir besar di tahun 2020 yang membuat seluruh material batu tersebut benar-benar hilang. 
Kepada KBE, Kepala Desa Cilamaya, Ali Hamidi mengatakan, bronjong yang dibangun di Dusun Barahan, Desa Cilamaya itu seluruhnya dikerjakan oleh pihak BBWS. Menurutnya, bangunan bronjong itu tidak sesuai dengan harapan warga. Selain dikerjakan terkesan asal-asalan, bangunan bronjong yang ditaksir senilai puluhan juta tersebut usianya relatif singkat. 

“Pemdes Cilamaya pada Oktober 2018 bersurat ke BBWS. Kemudian bronjong dibangun di akhir tahun (2018). Pihak desa tidak tau berapa nilai proyek itu, yang jelas sekitar puluhan juta,” ujar Ali Hamidi saat diwawancara KBE, kamis (11/10/2021).  Kades yang akrab disapa Acung ini mengungkapkan, sejak masa pembangunannya. Kekuatan dari bronjong tersebut diragukan oleh warga disekitar tanggul. Pasalnya, pondasi yang dibangun oleh pemborong dari BBWS hanya menggunakan karung berisi pasir. Benar saja, bronjong itu pun kini sudah hanyut terbawa aliran sungai.  “Yang tersisa hanya puing bekas penahan pondasi, itu pun hanya bambu-bambu yang dipasang oleh warga dengan anggaran swadaya,” kata Acung.  Saat ini, lanjut dia, kondisi tanggul Sungai Cilamaya di Dusun Barahan sudah sangat memperihatinkan. Awal tahun 2021 lalu, banjir merendam belasan ribu rumah di Desa Cilamaya. Karena tanggul tersebut sudah tak mampu menahan debit air tinggi dari wilayah hulu sungai.  Masih kata Acung, saat ini warga Desa Cilamaya kembali was-was. Sebab curah hujan di wilayah hulu Sungai Cilamaya kembali tinggi. Jika seperti ini terus, tak menutup kemungkinan jika banjir besar di awal tahun 2021 kemarin akan terulang di akhir tahun ini atau awal tahun 2022 mendatang.  “Kalau tanggul ini jebol lagi, 80 persen Desa Cilamaya dipastikan terendam banjir. Kami berharap ada upaya pencegahan dari pemerintah sebelum hal ini terjadi,” harapnya.  Acung mengatakan, saat ini warga Desa Cilamaya membutuhkan penanganan darurat untuk perbaikan tanggul. Setidaknya, ada tiga titik tanggul Sungai Cilamaya di Desa Cilamaya yang rawan jebol. Selain di Dusun Barahan, tanggul keropos juga ada di Kampung Jambu dan Kampung Baru Desa Cilamaya.  Kata Acung, penanganan darurat yang saat ini dibutuhkan yaitu membangun turap baja atau sheet pile di tanggul-tanggul yang keropos. Serta melakukan normalisasi, karena Sungai Cilamaya saat ini sudah sangat dangkal. Diketahui, pendangkalan tersebut sudah terjadi selama puluhan tahun. Namun pihak BBWS dan pemerintah tidak pernah ada upaya untuk melakukan normalisasi di Sungai Cilamaya.  “Yang dibutuhkan sekarang bukan bronjong, tapi bangunan turap baja atau sheet pile. Karena kalau hanya menumpuk batu seperti kemarin, pasti hanyut lagi,” kata Acung.  “Itu saja juga belum cukup, perlu dilakukan normalisasi juga, karena kondisi Sungai Cilamaya sudah mengalami pendangkalan sejak puluhan tahun lalu,” pungkasnya.  Sebelumnya, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat fraksi Partai Gerindra, Gina Fadlia Swara, melayangkan teguran keras kepada BBWS yang tak mengindahkan aspirasi dari warga Desa Cilamaya, dengan membiarkan tanggul jebol tanpa sentuhan perbaikan.  “Saya sudah berikan teguran keras kepada BBWS, seharusnya tanggul diperbaiki sebelum musim hujan. Jangan tunggu kerusakan lebih parah,” ujarnya.

0 Komentar