Sepi Omong Soal Tambang

Sepi Omong Soal Tambang
0 Komentar

Belum Ada Calon yang Nyatakan Sikapnya Tentang Pertambangan di Karawang Selatan

KARAWANG– Sejauh ini belum ada calon bupati dan wakil bupati yang secara gamblang menyatakan sikapnya soal komitmen menjaga lingkungan dari ancaman pengusahan tambang di Karawang Selatan. Padahal isu pertambangan juga yang ditunggu-tunggu oleh publik untuk dibicarakan. “Ya kalau dilihat hari ini, mereka diragukan kepeduliannya terhadap lingkungan bang,” kata seorang pegiat lingkungan, Yudi Wibiksana kepada KBE beberapa waktu lalu saat diminta tanggapanya soal komitmen lingkungan pada calon bupati dan wakilnya. Dalam visi-misi para calon, memang tertulis poin soal konservasi lingkungan. Paslon nomor 1 Yessi-Adly misalnya, dalam poin kelima dalam misinya yang dilaporkan ke KPU tertulis, mewujudkan pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan serta pembangunan infrastruktur yang merata, dan pemanfaatan tata ruang yang berwawasan lingkungan hidup. Namun sekalipun ada poin konservasi lingkungan dalam misinya, sikap gamblang pro atau kontra soal industri tambang belum dinyatakan pada publik. Begitupun dengan calon nomor 2 Cellica-Jimmy. Paslon petahana yang menyetor dokumen visi-misi paling panjang di anatara dia pesaingnya ini juga memaskan poin lingkungan di visi-misi. Namun lagi-lagi sikap gambling secara visual kepada public belum juga diucapkan–khusus soal pertambangan. Cellica memang pernah menyatakan menolaj pertambangan di Karawang Selatan. Namun belakangan banyak pihak yang meragukan ucapannya lantaran dinilai setengah hati. Apalagi di kemudian hari, beberapa waktu lalu, Cellica sempat menjamu petinngi manajemen PT Atlasindo Utama—perusahaan tambang batuan andesit di Gunung Sirnalanggeng– di kantor bupati. “Ya kami secara prinsip tidak ikutan urusan politik. Tapi kami akan mendukung siapa saja yang peduli dengan lingkungan bang,” tulis Yudi via pesan WhatsApp. “Seksinya” Karawang Selatan Bentang alam di Karawang selatan menjadi pesona tersendiri bafi pengusaha tambang untuk masuk menancdapkan bendera binsisnya. Per 2018 saja, saat menjelang Pilgub Jabar disebut-sebut ada 14 perusahaan tambang yang mengantre meminta izin usaha pertambangan—eksplorasi. Namun, di tengah banyaknya pengusaha pertambangan yang ingin masuk ke Karawang Selatan, selama ini banyak pihak yang tetap menginginkan Karawang Selatan tak dirusak sumber daya alamnya. Apalagi sebagian wilayah yang diincar oleh pengusaha merupakan kawasan yang terlarang untuk dijadikan aktivitas pertambangan lantaran statusnya karst kelas 1. Data di ESDM Jabar, “Karst batu kapur adalah penyerap air tanah yang melimpah. Di Karawang itu ada sekitar 1.012 hektar karst kelas 1. “Karst batu kapur adalah penyerap air tanah yang melimpah. Di Karawang itu ada sekitar 1.012 hektar karst kelas 1, yang tidak boleh ditambang,” ujar pejabat Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat. (mhs)

0 Komentar