Sudah Saatnya Orang Tua Mengubah Pola Berpikir untuk Anaknya Yang Sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini

Sudah Saatnya Orang Tua Mengubah Pola Berpikir untuk Anaknya Yang Sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini
0 Komentar

Oleh: Eti Suberti, S.Pd
(Kepala TK Islam Nurul Ilmi Karawang Timur)

ANAK Usia Dini
Usia dini berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan paling pesat, baik dari segi fisik maupun mental. Seperti yang disebutkan dalam Permendikbud 146 tahun 2014 tentang kurikulum pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa anak dapat berkembang secara optimal perlu diperhatikan aspek-aspek seperti moral-agama, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitif, bahasa dan seni dalam mengembangkan aspek ini harus sesuai dengan kurikulum untuk anak usia dini yaitu dalam konteks bermain. Aspek-aspek perkembangan tersebut tidak berkembang sendiri-sendiri, melainkan saling terjalin satu sama lainnya. Untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dibutuhkan stimulasi yang cukup demi terpenuhinya kebutuhan anak dengan memberikan pendidikan semenjak usia dini.

Salah satu aspek bahasa yang perlu dipersiapkan dan dikembangkan pada anak usia dini untuk menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya adalah kemampuan mengenal huruf. Kemampuan mengenal huruf merupakan kemampuan yang terlihat sederhana. Namun kemampuan ini harus dikuasai oleh anak usia dini karena pengenalan terhadap huruf termasuk modal awal memiliki keterampilan membaca.

Baca Juga:SMAN 3 Cikampek Banjir Prestasi Nasional dan Internasional, Borong 24 Medali OSI-H dan Raih Emas SEAOSM 2023Tua-Muda: Belajar dari Mereka

Burnett menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal penting bagi anak usia dini yang didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf Arab dan lainnya. Berbagai huruf yang dikenal anak menumbuhkan kemampuan untuk memilih dan memilah berbagai jenis huruf. Melatih anak untuk mengenal huruf dan mengucapkannya mesti harus diulang-ulang. (Harun Rasyid dkk, 2009: 241).

Pengenalan keaksaraan awal pada anak usia dini tentu memiliki kekhasan tersendiri, dimana pengenalan keaksaraan dilakukan melalui stimulasi yang menyenangkan dengan beragam permainan.

Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya.(Semiawan, 2002: 21). Menurut Santrock (2007: 216-217) Permainan adalah aktivitas menyenangkan yang dilakukan untuk bersenang-senang. Games adalah aktivitas yang dilakukan demi kesenangan dan memiliki peraturan.

Alat permainan yang baik bagi anak adalah alat permainan yang memenuhi kriteria: mampu merangsang kreatifitas anak, menjadi media pencapaian keterampilan tertentu, mendidik mental dan komunikasi anak, merangsang anak berfikir dan berkembang serta memberikan keamanan bagi kesehatan fisik dan rohani anak. Istilah alat permainan ini seringkali dilengkapi menggunakan istilah lain yaitu alat permainan edukatif (APE).

0 Komentar