Viral Adolf Hitler Liburan Bekas Tempat Nazi Prora Solitaire Apartments & Spa, Kini Ramai Dikunjungi Turis

Viral Adolf Hitler Liburan Bekas Tempat Nazi Prora Solitaire Apartments & Spa, Kini Ramai Dikunjungi Turis
0 Komentar

KBEONLINE.ID– Ramai di perbincangkan Prora Solitaire Apartments & Spa telah di pakai liburan kamp oleh Adolf Hitler, Sehingga belakangan menjadi sorotan lantaran banyak dikunjungi turis sebagai destinasi berwisata. Para turis harus merogoh kocek sekitar 100 pound sterling atau sekitar Rp1,8 juta untuk bermalam di sana.

Wisatawan menghabiskan 100 pound sterling atau sekitar Rp1,8 juta per malam untuk bisa menginap di bekas kamp liburan Nazi, Prora Solitaire Apartments & Spa dan mengaku mereka sangat bersenang-senang dengan pengalaman itu.

Adolf Hitler adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi kelahiran Austria. Ia menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust.

Baca Juga:Ternyata Penyebabnya Kenapa Rumah Bisa Jadi Angker: Inilah Alasan!Rumah kosong di Bumi Sani Permai Bekasi: Tempat Kosong Terkesan Horor Namun Tetap Digunakan Masyarakat

Namun, sebenarnya bagaimana sejarah Prora Solitaire Apartments & Spa bekas kamp liburan Adolf Hitler, diktator kejam Jerman itu bisa beralih menjadi destinasi wisata?

Mengutip situs History of yesterday, Senin (25/9/2023), Prora Solitaire Apartments & Spa saat ini disebut sebagai hotel terbesar di dunia yang memiliki 10.000 kamar.

Resor liburan ini dibangun oleh Nazi Jerman di Pulau Rugen di Laut Baltik, Jerman Utara antara tahun 1936 dan 1939. Tujuannya adalah untuk menawarkan warganya berlibur di laut tanpa perlu bepergian ke negara lain.

Sejak Adolf Hitler berkuasa pada tahun 1933 sebagai Kanselir Jerman, ia banyak memberikan janji kepada warga yang memilih Partai Nazi.

Tujuan utama selain mengintegrasikan rezim fasis ke dalam Jerman adalah memberikan kualitas hidup terbaik bagi penduduk Jerman. Menurut Hitler, kerja keras mereka harus dikompensasi dengan cara tertentu.

Jerman mengalami pertumbuhan pesat pada tahun 1930-an dan negara tersebut tidak memiliki banyak resor liburan. Ketika itu, semua orang merasa bosan pergi ke lereng gunung untuk berlibur sehingga Hitler berpikir bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan semua orang dengan liburan di tepi laut.

0 Komentar