Baru-baru ini, istilah “impulsive buying” atau pembelian impulsif sering menjadi perbincangan dalam konteks perencanaan keuangan. Yuk kenali apa itu impulsive buying beserta tandanya!
Pemicu impulsive buying karena adanya faktor eksternal seperti penawaran diskon, promosi menarik, atau godaan setelah melihat teman atau keluarga membelinya.
Hal ini tentu dapat memiliki dampak negatif. Ini seperti hilangnya sejumlah dana yang signifikan dan kehilangan kesempatan untuk membeli barang-barang yang lebih esensial.
Baca Juga:Mengenal Mindset FIRE (Financial Independence, Retire Early) untuk Menuju Financial FreedomKeluar Fatwa Haram MUI, Daftar Produk yang Masuk Aksi Boikot
Agar lebih jelas yuk kenali apa itu impulsive buying beserta tandanya berikut ini!
Dorongan tersebut dapat timbul dari berbagai faktor, seperti penempatan strategis barang atau teknik promosi yang menarik. Baik dalam pembelian offline maupun online. Fenomena ini semakin meningkat dengan adanya perkembangan media sosial dan platform e-commerce, di mana iklan, diskon, dan rekomendasi barang dapat memperkuat impulsivitas konsumen.
Penting untuk kamu ingat bahwa pembelian impulsif tidak hanya terbatas pada pembelian secara offline, melainkan juga sangat terjadi dalam konteks pembelian online. Keberadaan iklan di media sosial, penawaran diskon, serta rekomendasi barang yang sesuai dengan perilaku konsumen di platform e-commerce dapat menjadi pemicu utamaperilaku ini.
Faktor kemudahan dalam melakukan pembelian online juga turut memperbesar kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian impulsif, memperkuat peran media sosial dan e-commerce dalam memengaruhi keputusan konsumen.
Berdasarkan penjelasan ini, pembelian impulsif tidak sama dengan perilaku konsumtif yang mencakup penggunaan barang atau jasa secara berlebihan.
Impulsive buying merujuk pada tindakan berbelanja yang berdasarkan pada keinginan sesaat dan tanpa pertimbangan yang matang. Sebagai contoh, jika Anda melihat suatu barang yang sedang diskon setengah harga dan langsung membelinya tanpa kebutuhan yang mendesak, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai impulsive buying.