KBEonline.id – Mimisan, atau yang dikenal dengan istilah epistaksis, adalah perdarahan yang terjadi di hidung. Meskipun kondisi ini umumnya tidak berbahaya, mimisan bisa menjadi gejala dari suatu penyakit yang lebih serius. Meski penanganan awal dapat dilakukan sendiri, mimisan yang berulang kali terjadi perlu diperiksa oleh dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Hampir semua orang pernah mengalami mimisan setidaknya sekali seumur hidup. Namun, kondisi ini lebih sering dialami oleh anak-anak usia 3–10 tahun, lansia, ibu hamil, penderita kelainan darah, dan mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah.
Mimisan bisa terjadi pada salah satu atau kedua lubang hidung, dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang hanya berlangsung beberapa detik, tetapi ada juga yang lebih dari 20 menit. Mimisan sering kali muncul secara tiba-tiba tanpa peringatan.
Baca Juga:Mengapa Anak Muda Sekarang Banyak Melakukan Intermittent Fasting? Ini Alasan dan ManfaatnyaMengenal Lebih Jauh Tentang Bima Sakti, Galaksi Tempat Kita Tinggal
Penyebab paling umum dari mimisan adalah udara kering dan kebiasaan mengorek hidung. Kedua faktor ini dapat menyebabkan pembuluh darah halus di dalam hidung pecah, sehingga terjadi perdarahan.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya mimisan, seperti:
1. Alergi
2. Kebiasaan membuang ingus terlalu keras
3. Cedera pada hidung
4. Bentuk hidung yang bengkok, baik karena faktor keturunan maupun cedera
5. Penggunaan obat pelega hidung semprot secara berlebihan
6. Infeksi yang menyebabkan hidung tersumbat, seperti flu
7. Sinusitis kronis
Pada anak-anak, mimisan sering disebabkan oleh alergi, pilek, atau udara kering.
Perdarahan mimisan bisa berasal dari pembuluh darah di bagian depan hidung (epistaksis anterior) atau bagian belakang hidung (epistaksis posterior). Mimisan yang berasal dari bagian belakang hidung seringkali disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, seperti:
1. Paparan bahan kimia berbahaya, seperti amonia
2. Masuknya benda asing ke dalam hidung
3. Cedera kepala yang menyebabkan hidung patah
4. Tumor hidung
5. Efek dari operasi hidung
6. Kanker nasofaring
7. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
8. Penyakit aterosklerosis
9. Gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand
10. Penggunaan obat-obatan pengencer darah, seperti warfarin, heparin, atau aspirin
11. Suplemen yang dapat mengencerkan darah, seperti minyak ikan, omega 3, atau ginkgo biloba