Tanpa Kita Sadari, Ternyata Saat Ini Dunia Sedang Kehabisan Pasir

Dunia Mengalami Krisis Pasir
Ilustrasi Gambar Dunia Mengalami Krisis Pasir (CNBC Indonesia)
0 Komentar

KBEonline.id – Pernahkah kamu membayangkan suatu hari nanti dunia bisa kehabisan pasir? Rasanya mustahil, karena pasir selama ini dianggap sebagai sumber daya yang melimpah dan tak terbatas. Namun, kenyataannya kini dunia sedang menghadapi krisis pasir yang serius, akibat penggunaan pasir yang semakin masif sebagai bahan utama dalam produksi kaca, elektronik, dan beton.

Permintaan bahan bangunan yang terus melonjak telah membuat pasir menjadi komoditas yang sangat dicari, bahkan sampai menimbulkan kelangkaan. Menurut Program Lingkungan PBB, pada tahun 2012 saja, hampir 30 miliar ton pasir telah hilang hanya untuk memenuhi kebutuhan pembuatan beton di seluruh dunia.

Sayangnya, kesadaran masyarakat akan dampak hilangnya pasir ini masih sangat minim. Hanya segelintir ilmuwan yang menyoroti masalah ini, salah satunya adalah Dr. Aurora Torres, seorang ahli ekologi dari German Centre for Integrative Research. Selama dua tahun terakhir, Torres dan timnya meneliti fenomena kelangkaan pasir dan menemukan fakta-fakta yang mengejutkan.

Baca Juga:Mengapa Anak Muda Sekarang Banyak Melakukan Intermittent Fasting? Ini Alasan dan ManfaatnyaMengenal Lebih Jauh Tentang Bima Sakti, Galaksi Tempat Kita Tinggal

Hasil penelitian mereka dipublikasikan dalam jurnal Science dengan judul “A Looming Tragedy of the Commons”, yang mengungkap bahwa pasir, yang selama ini dianggap sebagai sumber daya lokal yang mudah diakses, kini telah berubah menjadi komoditas global yang sangat mahal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor seperti kelangkaan pasir di beberapa wilayah, regulasi yang semakin ketat, dan kesadaran akan dampak lingkungan dari aktivitas penambangan pasir.

Dalam 25 tahun terakhir, nilai perdagangan pasir meningkat hampir enam kali lipat. Di Amerika Serikat saja, industri pasir bernilai hampir Rp 122 triliun. Meskipun penambangan pasir sangat intensif di Eropa dan Amerika Utara, konsumen terbesar pasir justru berasal dari negara-negara Asia yang berkembang pesat, yang terus membangun jalan dan kota tanpa henti, sehingga permintaan pasir mereka semakin membumbung tinggi.

Namun, tidak semua pasir bisa digunakan untuk konstruksi. Pasir halus dari gurun Sahara, misalnya, tidak cocok sebagai bahan bangunan. Oleh karena itu, penambang pasir harus mengambilnya dari tepi sungai atau garis pantai, yang sayangnya menimbulkan dampak lingkungan yang serius. Kerusakan terumbu karang di Kenya, punahnya populasi buaya di India, hingga hilangnya pulau-pulau kecil di Indonesia adalah sebagian contoh akibat eksploitasi pasir yang berlebihan.

0 Komentar