Post Traumatic Stress Disorder, Bagaimana Rasanya Hidup Dengan Mengalami Ini?

Post Traumatic Stress Disorder
Ilustrasi Gambar Post Traumatic Stress Disorder (Liputan6.com)
0 Komentar

KBEonline.idPost Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma, adalah kondisi mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang sangat mengganggu atau menakutkan. Gangguan ini membuat penderitanya terus-menerus terbayang kembali pada kejadian tersebut, sehingga menimbulkan kecemasan yang mendalam.

Berbagai peristiwa berat seperti peperangan, kecelakaan serius, bencana alam, kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau bahkan pengalaman medis yang mengancam nyawa bisa menjadi pemicu PTSD. Namun, tidak semua orang yang mengalami trauma akan otomatis terkena gangguan ini. Ada kriteria khusus yang harus dipenuhi agar seseorang bisa didiagnosis mengalami PTSD.

Penyebab PTSD belum sepenuhnya jelas, tetapi diyakini merupakan hasil kombinasi antara pengalaman traumatis, faktor genetik atau riwayat gangguan mental dalam keluarga, serta sifat kepribadian seseorang yang mungkin lebih rentan terhadap stres. Beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena PTSD antara lain kurangnya dukungan sosial, adanya gangguan mental lain seperti kecemasan, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, serta profesi yang penuh tekanan seperti tentara atau tenaga medis di daerah konflik.

Baca Juga:Mengapa Anak Muda Sekarang Banyak Melakukan Intermittent Fasting? Ini Alasan dan ManfaatnyaMengenal Lebih Jauh Tentang Bima Sakti, Galaksi Tempat Kita Tinggal

Gejala PTSD sangat beragam dan bisa muncul segera setelah kejadian traumatis atau bahkan bertahun-tahun kemudian. Beberapa tanda umum meliputi:

1. Ingatan dan mimpi buruk yang berulang

Penderita sering merasa seolah-olah kembali mengalami kejadian traumatis tersebut, baik dalam pikiran maupun mimpi, sehingga menimbulkan tekanan emosional yang berat.

2. Menghindari hal-hal yang mengingatkan pada trauma

Mereka cenderung menjauh dari tempat, orang, atau aktivitas yang berhubungan dengan peristiwa traumatis, bahkan enggan membicarakannya.

3. Perasaan negatif dan kehilangan minat

Penderita mungkin merasa putus asa, menyalahkan diri sendiri atau orang lain, serta kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulu mereka nikmati.

4. Perubahan emosi dan perilaku

Mudah marah, mudah takut, sulit tidur, dan kesulitan berkonsentrasi adalah beberapa perubahan yang sering dialami. Pada beberapa kasus, penderita juga mengalami kesulitan mengenali atau mengungkapkan emosinya sendiri.

Jika gejala ini berlangsung lebih dari satu bulan dan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Terutama jika muncul dorongan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain, atau pikiran untuk bunuh diri.

0 Komentar